TERASLAMPUNG.COM — Bramanto (45), warga Jalan Tangkuban Perahu, Kelurahan Kupangkota, Kecamatan Telukbetung Utara, Bandarlampung meninggal dunia di Rumah Sakit Bumi Waras (RSBW) Selasa pagi (18/10/2016) sekitar pukul 10.30 WIB. Ia diduga menjadi korban malapraktik: pada saat cuci darah berlangsung, aliran listrik dari PLN mati. Mesin genset yang menyalurkan daya listrik ke Uninterruptible Power Supply (UPS) yang terhubung ke alat cuci darah bagi Bramanto tidak berfungsi.
Meninggalnya Bramanto menjadi pukulan berat bagi keluarganya, terutama kakak kandung Bramanto, Enrico (46). Maklum, Enrico adakah keluarga terdekat yang pertama kali menemani Bramanto periksa kesehatan di RS Dadi Tjokrodipo Bandarlampung pada Kamis pekan lalu (13/10/2016), lalu membawanya pindah ke RS Abdoel Moeloek pada Kamis malam, dan membawa Bramanto ke RS Bumi Waras.
Enrico pula yang mendampingi Bramanto pada saat proses cuci darah kedua pada Selasa pagi (18/10/2016) yang berujung pada kematian adik tercintanya. Enrico syok dan geram karena meninggalnya adiknya disebabkan oleh masalah teknis yang seharusnya bisa dicegah oleh pihak rumah sakit.
SIMAK: Akibat Listrik Padam, Pasien RSBW Meninggal Dunia Setelah Mesin Cuci Darah Mati
Tambahan lagi, Enrico jugta punya pengalaman buruk serupa beberapa tahun lalu, ketika salah satu anggota keluarganya besarnya juga meninggal di RSBW karena dugaan malapraktik.
“Saya maklumi kenapa pihak keluarga besar marah. Kami kawan-kawan almarhum Bramanto pun sangat menyesalkan kenapa rumah sakit sebesar RSBW pelayanannya seperti itu,” kata Budi Kindarto, kawan dekat Bramanto, sesama anggota Tanggamuz Rock Band, Rabu siang (19/10/2016).
Budi mengaku, almarhum Bramanto terkenal sebagai kawan seperjuangan yang baik hati. Menurut Budi, pada saat pertama kali Tanggamuz Rock Band didirikan pada akhir tahun 1980-an, Bramanto masih duduk di bangku SMA. Namun, kata Budi, karena orang tua Bramanto termasuk lebih baik secara ekonomi dibanding para orang tua anggota Tanggamuz Rock Band, maka Bramanto paling banyak membantu kawan-kawannya.
BACA: Diduga Malapraktik: Pasien RSBW Meninggal Dunia, Polisi Segel Mesin Cuci Darah dan Genset
Menurut Budi Kindarto, di Tanggamuz Rock Band posisi Bramanto adalah gitaris. Bersama Tanggamus Band, kata Budi, pada era tahun 1990-an Bramanto dkk pernah menjadi juara lomba band di Lampung. Salah satunya adalah pada Festival Rock Indonesia untuk wilayah Sumbagsel yang digelar Log Zelebour pada tahun 1993.
Kehangatan persahabatan dengan Bramanto juga dirasakan Purnomo, vokalis Tanggamuz Rock Band. Mantan wartawan harian Lampung Post ini mengaku beberapa waktu lalu almarhum sempat mengungkapkan keinginannya untuk menghidupkan kembali band yang lama vakum karena kesibukan masing-masing personel.
“Hingga akhir hayatnya, almarhum berprofesi sebagai pengusaha. Ia ingin agar Tanggamuz Rock Band aktif kembali. Namun takdir berkata lain,” kata Purnomo.
BACA JUGA: Untuk Cari Bukti di Tubuh Korban, Jenazah Pasien Cuci Darah di RSBW Diautopsi