Kabar Terakhir adalah Maling

Oyos Saroso H.N. “Maling!” Itulah kabar terakhir yang saya terima dari Ayah, setelah hampir sepuluh tahun kami berpisah. Itu kabar superpendek. Tapi cukup bisa menjelaskan keadaan di kampung kami, Negeri Rai Munyuk. Bagi saya, yang sudah...

Kabar Terakhir adalah Maling

Oyos Saroso H.N.

“Maling!”

Itulah kabar terakhir yang saya terima dari Ayah, setelah hampir sepuluh tahun kami berpisah.

Itu kabar superpendek. Tapi cukup bisa menjelaskan keadaan di kampung kami, Negeri Rai Munyuk. Bagi saya, yang sudah hafal tiap pojok Negeri, kabar pendek dari Ayah yang dikirimkan melalui sepucuk surat bersampul putih itu sudah cukup menjelaskan keadaan Negeri kami.

Maling (dengan tanda seru [!]) berarti keadaan sudah gawat. Kabar itu berarti perampok berwajah manis dipercaya menjadi kepala keamanan Negeri. Itu artinya gerombolan perampok sedang berpesta. Bukan perampok  sembarang perampok. Namun, perampok sadistis yang bisa tega membunuh korbannya. Bisa pula kurang ajar: makan di meja makan rumah korbannya dan usai menguras harta mereka berak bersama lalu menaruh kotoran di tempat nasi. Sangat menjijikkan!

Bagi petugas keamanan kampung (yang berekening gendut wal afiut atau tak punya rekening dan melarat cengkorat), menjadi kepala keamanan kampung jelas sebuah gengsi. Wabil khusus bagi petugas keamanan kampung yang rekeningnya gendut dan hartanya sak sohah, menjadi kepala keamanan kampung berarti sedang menapaki tangga eskalator untuk menuju lantai kekuasaan yang nyaman.

Saya tidak berani membayangkan wajah Ayah ketika pertama kali mendengar kabar Pak Lurah Gembus memilih seorang petugas keamanan kampung yang terkenal sebagai bramacorah dan berekening gendut (dengan asal-usul uang yang tidak jelas) menjadi kepala keamanan kampung.

Pecuk nunggu boro!” (maling disuruh menjaga harta yang menggiurkan). Begitu, mungkin, Ayah akan mengumpat.

Tidak. Saya tidak mau membayangkan wajah kecewa Ayah.

Sialnya, ketika saya jalan-jalan di dunia maya ternyata sudah banyak umpatan yang serupa dengan umpatan yang saya bayangkan keluar dari mulut Ayah.

Kampang*! Maling kok disuruh jaga ruko!” tuliis Mbak Tumi di beranda Facebook.

“Kampret ! Nyesel gw milih die!” tulis  Bang Sanip.

“Wuasu!” teriak Mas Bram.

…..

* kampang = makian bahasa Jaseng (Jawa Serang).