TERASLAMPUNG.COM — Sebanyak 100 peserta mengikuti pelatihan pemuda pelopor yang diselenggarakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Peduli Pembangunan yang merupakan perpanjangan tangan dari Kementrian Pemuda dan Olahraga RI di Masjid Al – Barokah RT 10 Sinar Harapan Rajabasaraya, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandarlampung, Minggu (3/12)
Dalam sambutannya H andriansyah, spdi ketua pelaksana mengatakan, bahwa pelatihan ini sangat penting untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada para pemuda untuk berperan dalam pembangunaan serta mengajak para pemuda untuk menjadikan masjid sebagai basis peradaan umat islam, dengan gerakan kembali ke masjid diharapkan masjid benar-benar menjadi central peradaban islam yang rahmatan lil alamin.
Kegiatan yang mengangkat tema Sinergitas dualisme pandangan berbangsa bernegara dan beragama tersebut menghadirkan Hasyim Asari sebagai narasumber islam rahmatan lil alamin dan Heri Amanudin sebagai narasumber empat pilar kebangsaan
Dalam materinya Heri Amanudin yang merupakan Pemuda Pelopor Mandiri Pedesaan Way Kanan tahun 2016 tersebut mengatakan bahwa salah satu wujud menumbuhkan semangat Pemuda di era kekinian adalah dengan memunculkan kesadaran bahwa kemajuan bangsa yang berkeadilan sosial dan bermartabat, akan lebih cepat tercapai apabila bangsa Indonesia tetap mempertahankan rasa persatuan dan kesatuan.
“Menyadari itu semua, sudah sepatutnya para pemuda memiliki kesadaran posisi untuk terus mengasah jiwa kepeloporannya dalam memperbaiki kualitas kehidupan bangsa.Dengan seperti itu kelak dari antara para pemuda sekarang, akan muncul pemimpin – pemimpin bangsa yang memiliki kesadaran sejarah yang tinggi sekaligus memahami karakteristik bangsa Indonesia yang majemuk,”katanya.
“Kita tidak boleh melupakan sejarah. Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah; Jasmerah! Bung Kamo pernah mengatakan bahwa orang yang melupakan sejarah akan menjadi bayi seumur hidup,”imbuh mantan Ketua Umum PMII Oku Timur tersebut
Oleh karena itu,kata Heri,nilai – nilai sejarah dan semangat persatuan dan kesatuan sebagaimana yang terkandung dalam kiranya dapat diresapi, demi mengembangkan watak nasionalis – religious, menjaga eksistensi NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UDD 1945 yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Sementara itu Hasyim Asari menyampaikan bahwa memang benar agama islam adalah agama rahmatan lil’alamin. Namun banyak orang yang salah kaprah dalam menafsirkannya. Sehingga banyak kesalahan dalam memahami praktek beragama bahkan dalam hal yang fundamental yaitu akidah.
Permasalahan muncul ketika orang-orang menafsirkan ayat ini secara serampangan, bermodal pemahaman bahasa dan logika yang dangkal, atau berusaha memaksakan makna ayat agar sesuai dengan hawa nafsunya.
RL