2 Siswa Meninggal Usai MOS, Ini yang Dilakukan Gubernur Sumsel

Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru (Foto: Lenterapendidikan.com)
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru, sangat prihatin dengan meninggalnya dua siswa baru  SMA Taruna Indonesia Palembang usai menjalani masa orientasi siswa (MOS). Gubernur Herman Deru akan  segera membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus meninggalnya dua siswa tersebut.

“Kita bentuk komprehensif. Tim akan melibatkan orang tua siswa, dewan pendidikan Kota, dan Provinsi. Maksimal tim ini jumlahnya ada 9 orang. Saya tunjuk Kepala Dinas Pendidikan untuk menjadi ketuanya,” kata Herman Deru usai menyambangi rumah duka di Perumahan Sri Mas, Jalan Pertahanan Blok 16 RT 52 RW 03 Kecamatan Seberang Ulu, Kota Palembang, Sabtu (20/7/2019).

Menurutnya, penting bagi tim ini melihat apakah ada kesengajaan lembaga yang menjadi penyebab korban meninggal dunia.

“Saya tidak mau lama, saya kasih seminggu saja Tim ini bekerja untuk mencari fakta-fakta sebenarnya mengenai sekolah ini,” katanya.

Pembentukan tim, kata Deru, secara khusus akan melihat bagaimana proses pendaftaran siswa hingga proses masa pembinaan fisik dan mental yang dilakukan selama sepekan.

“Jika terbukti lembaga ikut menyebabkan kematian, maka gubernur berjanji akan memberikan hukuman setimpal. Tim akan menelusuri kenapa oknum berbuat begitu. Apakah ada kaitannya dengan prosedur yang dibuat lembaga. Kalau kesalahan ini ada di lembaga kita akan berikan sanksi setimpal. Sanksi ringan, peringatan, terberat adalah penutupan,” jelasnya

Gubernur menegaskan ia ingin meyakinkan masyarakat semua bahwa pemerintah tetap hadir bahkan siap memberikan perlindungan terhadap warganya. Apa lagi menurutnya, yang menjadi korban adalah anak-anak yang baru lulus SMP ingin masuk ke jenjang SMA.

“Semalam saya dapat kabar ananda WK, putra Pak Suwito, yang beberapa hari terakhir menjadi pusat pemberitaan karena meninggal dunia. Sengaja saya ke sini untuk takziah, meyakinkan masyarakat dan keluarga, bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam atas kejadian ini,” kata dia.

Untuk itu Deru meminta kepada pihak kepolisian dapat mengungkap kasus kematian dua siswa SMA Taruna Indonesia benar-benar dapat diungkap.

“Maka,  proses hukum akan terus saya giring sedemikian rupa sehingga pihak kepolisian dapat segera mengembangkan,” tuturnya.

Menyikapi baru satu tersangka yang diamankan,  Deru mempercayakan semuanya kepada pihak berwajib. Menurutnya, ada tidaknya pelaku baru tergantung pengembangan dan penyelidikan.

“Kemarin sudah ada satu ditetapkan sebagai tersangka, kebetulan karyawan sana. Dari awal saya katakan kalau kesalahan person, maka oknum itu harus diproses. Kita minta penegak hukum melakukan putusan seadil-adilnya,” katanya

Herman Deru juga menilai dari rentetan kejadian kekerasan dalam masa orientasi sekolah atau ospek, kerap disalah artikan oleh para senior ataupun sekolah untuk mendidik siswa baru dengan kekerasan. Hal itu dianggap sudah bukan zamannya lagi.

“Ini menjadi pelajaran untuk menuntut kedisiplinan tidak dengan kekerasan. Untuk sumsel seluruh format MOS akan saya ubah. Tidak bisa hanya menekankan satu titik kedisiplinan karena MOS  ini pembauran antara senior dan junior. Nanti kita ubah namanya, sudah berapa kali terjadi,” katanya.

TL | Lenterapendidikan.com