TERASLAMPUNG.COM — Selain penembakan yang menewaskan Christina Grimmie, penyanyi yang pernah berkiprah dalam kontes menyanyi The Voice, pada pekan ini di Orlando, Amerika Serikat, ternyata juga terjadi brutalisme lainnya yang menewaskan sedikitnya 50 orang.
Voice of America (VOA) melansir, sedikitnya 50 orang tewas dan 53 lainnya luka-luka dalam insiden penembakan di the Pulse Club di Kota Orlando, Florida, Minggu dini hari (12/6). FBI menyelidiki insiden terburuk dalam sejarah Amerika ini sebagai “aksi terorisme.”
BACA: Mantan Kontestan The Voice Tewas Ditembak Usai Konser
Tewasnya 50 orang dalam aksi penembakan tersebut, menurut VOA, merupakan catatan terburuk bagi sejarah Amerika Serikat.
VOA mengabarkan, sekitar 320 orang sedang memadati klub malam “Pulse” di Orlando, Florida ketika terdengar letusan senjata Minggu dini hari (12/6/2016). Sejumlah orang yang melarikan diri mengatakan orang-orang yang sedang minum terjatuh terkena tembakan dari belakang, sementara sebagian lainnya bersembunyi di kamar mandi dan ruang-ruang lain.
Polisi yang datang ke lokasi sempat berunding dengan penembak, sebelum akhirnya memutuskan menyerbu klub malam itu. Dalam keterangan pers Minggu pagi, Kepala Kepolisian Orlando John Mina mengatakan sedikitnya 50 orang tewas dan 53 lainnya luka-luka.
“Ada seorang petugas polisi yang bertugas di klub malam “Pulse” dan menanggapi insiden penembakan. Ia terlibat baku tembak dengan tersangka pelaku yang kemudian kembali masuk ke dalam klub malam itu dan melepaskan sejumlah tembakan. Situasi sempat berubah menjadi penyanderaan. Kemudian aparat dari beragam instansi datang, termasuk tim SWAT. Sekitar jam 5 kami memutuskan untuk menyelamatkan para sandera. Tim SWAT terlibat baku tembak dengan tersangka pelaku. Tersangka pelaku tewas. Ia tampaknya membawa senjata serbu, pistol dan sejumlah piranti lain di tubuhnya,” ujar Mina.
Seorang pejabat FBI, Danny Banks, mengatakan penembakan, yang diyakini sebagai insiden terburuk dalam sejarah Amerika, sedang diselidiki sebagai “aksi terorisme.”
“Kami menyelidikinya sebagai aksi terorisme. Apakah ini aksi terorisme domestik atau internasional, kami akan menyelidiki hingga ke akarnya,” ujarnya.
Direktur LGBT Center di Orlando, Florida, Terry DeCarlo, mengatakan sangat terkejut mengetahui insiden penembakan ini.
“Informasi dari polisi mengatakan ada sejumlah anggota kami yang tewas dan 40-42 lainnya yang luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit. Sangat sulit melihat insiden ini terjadi di kota kami ini. Saya masih bertemu banyak diantara mereka Jum’at lalu dan mungkin tidak lagi bisa saya lihat dalam acara-acara kami mendatang,” kata DeCarlo.