TERASLAMPUNG.COM — Grup media sosial seperti Facebook dan WhatsApp kini menjadi sarana efektif untuk melakukan komunikasi sosial. Banyak warganet memanfaatkan grup medsos itu untuk berbagai keperluan positif, seperti bisnis, penggalangan dana, proses belajar mengajar, diskusi tema tertentu, dan lain-lain. Namun, tidak jarang grup medsos justru kerap memancing ‘keributan’, pertentangan pendapat, bahkan tak jarang sampai harus menempuh jalur hukum untuk penyelesaiannya.
Aneka masalah pemicu ‘keretakan’ atau pertentangan anggota grup medsos antara lain adalah soal aturan dan etika. Juga karena anggota grup yang acapkali tidak bisa membedakan sifat grup masing-masing platform. Grup Facebook, misalnya, berbeda sifatnya dengan grup WhatsApp. Grup Facebook biasanya anggotanya lebih banyak.
Sedangkan grup WhatsApp umumnya anggotanya lebih sedikit. Sebab itu, grup WA biasanya komunikasi anggota lebih intim, lebih dekat, dan memungkin aksi-reaksi lebih cepat. Masalahnya, banyak anggota grup WA yang tidak paham etika secara umum. Yakni etika yang sudah sewajarnya dipahami anggota grup meskipun admin grup tidak menuliskannya atau tidak mengumumkannya di grup.
Dirangkum dari berbagai sumber dan pengalaman banyak pengelola grup medsos, setidaknya ada 8 etika yang perlu dipahami anggota grup medsos:
1. Tidak “Nge-flood”. Ini adalah istilah para kaskuser untuk menggambarkan postingan yang beruntun atau membanjir dalam tempo yang berdekatan. Ngeflood sangat tidak disukai anggota grup karena hal itu sangat menganggu, pelakunya seolah-olah minta perhatian lebih dan merasa postingannya sangat penting. Padahal, anggota grup berasal dari berbagai latar belakang yang belum tentu suka dengan isi postingan pelaku “ngeflood”.
Jika Anda hobi “ngeflood” dan selama ini aman-aman saja, jangan Anda mengira bahwa Anda aman. Untuk kali Anda aman, tetapi setidaknya para anggota grup lain akan berpikir minus tentang Anda. Itu kalau di grup WA. Kalau Anda “ngeflood” di grup Facebook, bisa jadi Anda akan langsung diblokir atau ditendang sebagai anggota grup.
2. Menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Ini juga termasuk etika umum. Bahasa yang baik artinya bahasa yang sesuai konteks. Kalau sebagian besar anggota grup bukan berasal dari satu suku dan berbeda-beda latar belakangnya, ada Anda harus memakai bahasa yang bisa dipahami bersama. Kalau di Indonesia, maka Anda harus memakai bahasa Indonesia. Jangan memakai bahasa Jawa sementara di grup banyak anggota dari lain suku.
Sopan artinya Anda harus bisa menjaga perasaan lawan komunikasi Anda, baik menyangkut bahasa, jenis huruf yang Anda pakai untuk menulis, maupun lambang emosi (emoticon) yang Anda gunakan. Janganlah menyertakan diksi yang diambil dari nama hewan atau penghuni kebun binatang untuk mengungkapkan perasaan marah atau benci.
3. Berbicara yang relevan dengan nama grup dan bicaralah yang relevan dengan semua anggota. Etika ini penting mengingat hingga kini masih banyak orang yang tampaknya cerdas dan terpelajar tetapi tidak paham kenapa dia berada di sebuah grup. Kalau sebuah grup bernama “Grup WA Alumni SMA Ndang Ndang Sit”, misalnya, maka Anda harus paham bahwa para alumni SMA Ndang Ndang Sit itu kini latar belakang sosialnya berbeda-beda. Janganlah banyak memposting acara makan enak, sementara ada alumni SMA Ndang Ndang Sit makan saja susah.
Jika Anda menjadi anggota WA “Grup Pembaca Lampung Post” atau “Grup Pecinta Burung Berkicau” maka Anda jangan sering-sering memposting tautan berita Radar, Tribunnews, atau Kompas, kecuali untuk kepentingan diskusi atau ngobrol isu baru yang tidak ada di berita Lampung Post.
Jika Anda menjadi anggota Grup Pecinta Burung Berkicau” maka Anda janganlah memposting tentang cara merawat bulu kucing.
4. Menyampaikan informasi dari sumber terpercaya. Informasi yang benar bukan hanya bermanfaat bagi para anggota grup. Sebaliknya, informasi yang salah, bohong, atau masih diragukan karena belum terverifikasi kebenaran bisa menyesatkan banyak orang. Dengan banjirnya media online baru, tak jarang anggota grup memposting atau menyebarkan tautan berita dari media online yang isinya kabar bohong. Tidak jarang kabar bohong itu disebarluaskan lagi di platform medsos lain dan berujung pada masalah hukum.
5. Memberikan respons dengan segera. Ini juga etika umum. Jika kita memposting sesuatu di grup, janganlah Anda tidur kemudian baru membuka grup seminggu kemudian. Hal itu akan membuat anggota grup merasa dikerjai. Apa lagi kalau informasi yang Anda posting di grup adalah informasi sensitif atau informasi penting.
Memberikan respons dengan cepat juga menandakan bahwa Anda peduli dan menghargai anggota grup lain. Juga menunjukkan bahwa Anda bertanggung jawab terhadap postingan Anda sendiri.
6. Pamit ketika akan keluar grup. Ini juga termasuk etika umum. Bagi grup Facebook yang anggotanya biasanya banyak keluar dari sebuah grup barangkali tidak masalah. Namun, bagi grup WA yang umumnya anggotanya hanya puluhan atau ratusan, Anda perlu pamit kepada admin atau anggota grup lain ketika Anda mau keluar grup.
Memang, ada kemungkinan Anda diajak bergabung ke grup WA karena sang admin merasa memiliki hubungan dekat dengan Anda karena aneka sebab. Artinya, Anda mungkin terpaksa menjadi anggota grup. Namun, Anda akan terlihat tidak sopan ketika tiba-tiba keluar dari grup tanpa basa-basi.
Dewi Ria Angela | BBS