70 Ribu Jemaah Haji Indonesia Sudah Dapat Fasilitas “Fast Track”

Kedatangan kloter terakhir dari Indonesia di Bandara King Abdulaziz Jeddah, Kamis (16/08) dini hari. (foto: Media Center Haji Kemenag)
Kedatangan kloter terakhir dari Indonesia di Bandara King Abdulaziz Jeddah, Kamis (16/08) dini hari. (foto: Media Center Haji Kemenag)
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM –– Sebanyak 70 ribu jamaah calon haji Indonesia sudah mendapatkan fasilitas fast track atau jalur cepat keimigrasian di Arab Saudi. Dengan begitu, ketika mereka tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, tidak perlu direpotkan masalah keimigrasian. Hingga Minggu, 7 Juli 2019, setidaknya ada lima kloter dari dua embarkasi yang akan menikmati fasilitas ini, yaitu embarkasi Jakarta-Pondok Gede dan embarkasi Jakarta-Bekasi.

“Jumlah jemaahnya 70 ribuan. Kalau dari total jemaah yang kita punya ya cukup banyak ya, 30 sampai 33 persen jemaah kita berangkat dengan fasilitas fast track,” ujar Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara, Arsyad Hidayat saat mengecek kesiapan gate fast track di Bandara Prince Mohammed Bin Abdulaziz Madinah, Minggu (07/07).

“Untuk tahun ini, fast track baru untuk jamaah haji dari Embarkasi Jakarta-Pondok Gede dan Embarkasi Jakarta-Bekasi. Mereka berasal dari Lampung, Banten, Jakarta, dan Jawa Barat,” kata Arsyad.

Arsyad menjelaskan fast track dapat menghemat waktu jemaah setibanya di bandara tujuan. Sebab, proses pengecekan dokumen keimigrasian (pre departure clearence), seperti visa dan paspor, sudah dilakukan sejak di bandara asal. Fasilitas fast track baru terlayani di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta.

“Pihak imigrasi Arab Saudi membuka konter di Bandara Soetta, dan melakukan pengecekan visa sebelum jemaah naik pesawat. Dengan demikian, semua proses keimigrasian sudah selesai sejak masih di Bandara Soetta,” katanya.

Setibanya di Bandara Madinah, lanjut Arsyad, pergerakan jamaah juga relatif lebih cepat. Sejak turun pesawat, jemaah sudah diarahkan ke terminal khusus, Mekah Route, terminal yang didedikasikan untuk jemaah fast track.

“Sangat membantu jemaah, jemaah tidak ngantri-ngantri, dan yang penting juga jemaah sudah dipastikan clear semenjak dari Tanah Air,” ungkapnya.

Konsul Haji KJRI Jeddah, Endang Djumali menambahkan, saat ini fast track hanya terfokus untuk Embarkasi Jakarta. Embarkasi lainnya masih belum bisa diterapkan lantaran adanya keterbatasan sumber daya manusia (SDM).

Untuk saat ini yang bisa diberikan sementara adalah semifast track. Jamaah haji masih harus melalui proses Imigrasi tapi tidak mengurus bagasi. Koper jamaah haji telah ditangani oleh Maktab Wukala dan akan langsung diantarkan ke hotel.

“Kami punya strategi khusus, yakni memberikan warna tertentu, GPS, asuransi untuk barang. Mudah-mudahan bisa berjalan dengan lancar,” kata Endang.

Salah satu jamaah haji, Ahmad (49 th) merasa sangat bersyukur karena dengan fast track, ia bisa sampai ke hotel dengan cepat dan bisa beristirahat setelah menempuh perjalanan selama 9-10 jam di pesawat.

“Alhamdulillaah, perjalanan tadi sangat nyaman dan kami tidak menunggu lama di bandara,” ujar pria yang sudah menunggu selama 6 tahun untuk berhaji ini. Hal yang sama juga dirasakan Lisa (42 th) yang sudah dua kali menunaikan ibadah haji, menurutnya, layanan bandara saat ini sangat bagus dibandingkan saat ia berhaji di tahun 2004.

Sementara itu, Kasie Transportasi Daker Bandara, Zainal Muttaqin mengatakan, untuk memastikan fast track berjalan lancar, pihaknya harus menghubungi Maktab Wukala setengah jam sebelum jamaah haji turun di bandara. Nantinya, Maktab Wukala yang memerintahkan Naqobah (organda Arab Saudi) untuk mengirimkan bus. “Semoga semuanya lancar,” katanya.