“Coba perhatikan data ini: Bank BRI (Koda saham BBRI), salah satu saham BUMN unggulan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia, jatuh hingga 7,1% hari ini. Kejatuhan terparah dalam satu hari sejak 2012. Cara untuk menggoyang ekonomi suatu negara adalah dengan menggoyang sektor perbankannya lebih dulu. Semua saham bank BUMN dan bank swasta yang besar jatuh parah hari ini. Saham BCA jatuh 4,7%, Bank Mandiri jatuh 5,5%, BNI jatuh 6,5%, BTN jatuh 6,1%.
Jangan anggap enteng ini, Tuan Presiden. Berhentilah berilusi Anda akan jadi sehebat Soekarno dalam melawan konstelasi geopolitik global, pada saat tata pemerintahan Anda masih korup, hukum masih tumpul ke atas dan tajam ke bawah, ditambah perekonomian di negeri ini masih morat-marit dan bahan pangan masih impor. Berapa cadangan devisa RI untuk melawan serangan dalam perang finansial dengan pihak luar? Apakah cadangan devisa Indonesia yang akhir Maret 2015 tercatat hanya sebesar US$111,6 miliar (lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Februari 2015 sebesar US$115,5 miliar) akan mampu bertahan dalam serangan terhadap rupiah kelak?
Anda akan membawa negeri ini ke dalam kehancuran ekonomi, jika Anda tidak hati-hati dan tepat membaca peta kekuatan geopolitik global, Tuan Presiden. Yang perlu Anda sadari, Tuan Presiden,
Anda bukanlah Hugo Chavez atau Ahmadi Nedjad, yang secara politik mendapat dukungan baik dari elit politik maupun dari mayoritas rakyatnya. Popularitas ala “volunterisme” yang Anda dapatkan saat pemilu presiden lalu, kini telah tergerus oleh berbagai kebijakan Anda yang justru merugikan rakyat kecil dan kelas menengah pendukung Anda.
Anda tak bisa menggunakan jurus Bingfa ala Cina kuno “memotong cerpelai di depan monyet”, dalam konteks geopolitik global, karena yang Anda gertak dan hendak Anda takut-takuti itu bukan monyet, tapi Tiranosaurus. Ketika ekonomi negeri ini jatuh, maka Anda pun akan dijatuhkan.”
*Ahmad Yulden Erwin, analis ekonomi dan pasar modal