TERASLAMPUNG.COM–Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota BandarLampung bersama Bestari memberikan beasiswa peliputan bagi jurnalis Lampung. Selain meningkatkan kapasitas para wartawan, pemberian beasiswa itu juga upaya mendorong isu lingkungan, khususnya konservasi hutan, melalui jurnalisme.
“Pemahaman jurnalis dan media mengenai isu lingkungan, khususnya pelestarian hutan, cenderung terbatas pada perlindungan satwa liar dan habitatnya; pembalakan liar, perambahan dan perburuan. Lebih dari itu, ada aspek lain yang belum tersentuh, tapi berperan penting terhadap kelestarian hutan, yaitu keterlibatan masyarakat sekitar hutan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Koordinator Program Bestari, Mira Margaretha, Selasa, 24/11/2020.
Mira mengatakan, masyarakat yang tinggal di pinggiran hutan menggantungkan sebagian besar hidupnya pada fungsi hutan. Misalnya, memanfaatkan hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan jasa lingkungan, contohnya air.
Bagi petani sawah, ketersediaan air adalah fundamental, sehingga peran hutan sebagai daerah tangkapan air sangat penting. Apabila hutan rusak, maka ketersediaan air akan berkurang. Akibatnya, petani dihadapkan pada gagal panen yang berdampak terhadap pendapatannya. Hal ini mendorong masalah lain lebih besar yang timbul dari terganggunya keberlangsungan hidup petani tersebut.
“Jika hal ini dilakukan terus-menerus, maka akan terjadi kelangkaan sumber daya alam. Titik terburuknya, sumber daya alam akan langka atau habis. Sehingga, kesejahteraan manusia pun terancam,” ujarnya.
Masalah lain adalah pembangunan desa penyangga sekitar hutan yang belum memperhatikan aspek kerbelanjutan. Seringkali, pembangunan berpengaruh negatif terhadap kelestarian lingkungan karena kecenderungan manusia mengeksploitasi alam tanpa memperhitungkan ketersediaan dan keterbatasan sumber daya alam.
Ketua AJI Bandarlampung Hendry Sihaloho menambahkan, isu lingkungan belum menjadi perhatian khusus di kalangan jurnalis dan media, terutama di Lampung. Secara umum, media hanya mengangkat dampak negatif akibat pengelolaan sumber daya alam yang buruk ketika jatuh korban.
Menurutnya, relatif jarang media merancang liputan isu lingkungan dengan baik untuk menyajikan berita yang lebih komprehensif. Misal, mengangkat akar persoalan dalam pengelolaan kawasan konservasi dan tawaran solusi. Sehingga, menjadi wacana untuk membangun diskusi bersama antara pemerintah dengan para pemangku kepentingan.
“Perlu pemahaman dan membangun perspektif yang baik dalam mengenali isu lingkungan, terutama di lanskap ekosistem Bukit Barisan Selatan. Pemberian beasiswa salah satu ikhtiar untuk itu,” kata dia.
AJI-Bestari menyiapkan beasiswa peliputan dengan total Rp16,8 juta. Para peserta diminta mengirimkan proposal/rancangan peliputan. Nantinya, pihak penyelenggara menyeleksi delapan proposal dengan masing-masing beasiswa sebesar Rp2,1 juta.
Para peserta wajib mengikuti webinar pada Sabtu mendatang, 5 Desember 2020. Dalam webinar tersebut akan disampaikan informasi mengenai topik pembangunan berkelanjutan; bagaimana pembangunan desa ikut andil dalam upaya pelestarian hutan. Juga akan disampaikan mengenai hal-hal teknis terkait beasiswa peliputan sekaligus pendaftaran beasiswa. Link webinar: http://bit.ly/fellowship_2020 .(*)