Bandarlampung, teraslampung.com—Hutan Lampung, yang menjadi salah
satu daerah dengan luasan hutan yang besar di Indonesia, dari tahun ke tahun
kondisinya makin memprihatinkan. Degradasi lahan dan terus menurunnya luas
tutupan hutan menjadi keprihatikan banyak pihak.
satu daerah dengan luasan hutan yang besar di Indonesia, dari tahun ke tahun
kondisinya makin memprihatinkan. Degradasi lahan dan terus menurunnya luas
tutupan hutan menjadi keprihatikan banyak pihak.
Dengan luas wilayah 3,528 juta hektare, luasan hutan di
Lampung mencapai 1,004 juta hektare atau 30,43 persen pada tahun 2000. Meskipun
begitu, luasan hutan tersebut diperkirakan telah mengalami penurunan saat ini.
Penyebabnya antara lain pembalakan liar, perambahan, pengalihan fungsi,
kebakaran, dan lain-lain.
Lampung mencapai 1,004 juta hektare atau 30,43 persen pada tahun 2000. Meskipun
begitu, luasan hutan tersebut diperkirakan telah mengalami penurunan saat ini.
Penyebabnya antara lain pembalakan liar, perambahan, pengalihan fungsi,
kebakaran, dan lain-lain.
Penurunan luas hutan di Lampung terjadi setidaknya sejak
1991. Saat itu, luasan hutan sebesar 1,237 juta hektare. Pada 1999, luasan
hutan menjadi 1,144 juta hektare.
1991. Saat itu, luasan hutan sebesar 1,237 juta hektare. Pada 1999, luasan
hutan menjadi 1,144 juta hektare.
Melihat kondisi itu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar
Lampung berinisiatif menggelar pelatihan pewartaan transparansi tata kelola
kehutanan di Lampung 2014. Bekerja sama dengan Watala, USAID, dan WWF Lampung,
pelatihan akan berlangsung pada 5-6 April di Hotel Amalia.
Lampung berinisiatif menggelar pelatihan pewartaan transparansi tata kelola
kehutanan di Lampung 2014. Bekerja sama dengan Watala, USAID, dan WWF Lampung,
pelatihan akan berlangsung pada 5-6 April di Hotel Amalia.
Ketua AJI Bandar Lampung Yoso Muliawan menuturkan, peserta
pelatihan terbatas untuk 20 orang jurnalis dan pegiat lingkungan di Lampung.
“Kami akan seleksi peserta melalui karya tulis yang mereka kumpulkan saat
melakukan pendaftaran. Pendaftaran telah dibuka saat ini hingga 24 Maret
mendatang,” kata Yoso, Rabu (19/3).
pelatihan terbatas untuk 20 orang jurnalis dan pegiat lingkungan di Lampung.
“Kami akan seleksi peserta melalui karya tulis yang mereka kumpulkan saat
melakukan pendaftaran. Pendaftaran telah dibuka saat ini hingga 24 Maret
mendatang,” kata Yoso, Rabu (19/3).
Selama pelatihan, peserta akan dipandu Direktur Society of
Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) IGG Maha Adi. Selain itu, diskusi
panel yang menjadi salah satu sesi pelatihan, akan menghadirkan narasumber dari
pusat pelaporan analisis transaksi keuangan (PPATK), Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) RI, dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung.
Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) IGG Maha Adi. Selain itu, diskusi
panel yang menjadi salah satu sesi pelatihan, akan menghadirkan narasumber dari
pusat pelaporan analisis transaksi keuangan (PPATK), Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) RI, dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung.
“Peserta akan belajar membuat kerangka, liputan, dan
teknis pelaporan peliputan mendalam tentang kehutanan,” tutur Yoso.
Pasca-pelatihan, AJI akan memberikan beasiswa kepada tiga orang peserta dengan
karya tulis terbaik. Yoso menuturkan, beasiswa berupa uang tunai dengan total
Rp4 juta dan trofi. (Rls)
teknis pelaporan peliputan mendalam tentang kehutanan,” tutur Yoso.
Pasca-pelatihan, AJI akan memberikan beasiswa kepada tiga orang peserta dengan
karya tulis terbaik. Yoso menuturkan, beasiswa berupa uang tunai dengan total
Rp4 juta dan trofi. (Rls)