BUKITTINGGI, Teraslampung.com–Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mendorong para anggota AJI yang memiliki portal berita di daerah untuk terus mengembangkan medianya secara profesional dan bisa menjadi penyeimbang media arus utama lokal dalam memberikan informasi kepada publik.
“Sejak tiga tahun terakhir AJI Indonesia menyosialisasika media baru (new media) dan konvergensi media. Kini setidaknya sudah ada 30-an anggota AJI di seluruh Indonesia yang mengembangkan media baru dalam bentuk portal berita lokal,” kata Ketua Umum AJI Indonesia, Eko “Item” Maryadi dalam Seminar Nasional Kewirausahaan Bidang Media bagi Jurnalis di Balai Sidang Bung Hatta, Bukittinggi, Kamis (27/11/2014).
Seminar yang digelar AJI Indonesia dalam rangkaian Kongres IX AJI itu menekankan upaya peningkatan kesejahteraan jurnalis dan pelaku industri media untuk memanfaatkan peluang di era teknologi.
Pembicara dalam seminar nasional itu, antara lain, pendiri dan CEO Detikcom yag juga pendiri AJI, Budiono Darsono, CEO Wachdoc Dandhy Dwi Laksono, pendiri AJI yang juga pengurus Dewan Pers, Yoseph “Stanley” Adi Prasetyo, wakil ketua PPATK Agus Susanto, Mubarika Darmayanti (ahli pemasaran dan blogger profesioal), Yosef Ardi (blogger profesional), Heru Tjatur (blogger profesional), dan Wahyu Widodo (Dirjen Pengupahan dan Jaminan Sosial Depnaker).
Eko Maryadi mengatakan lembaganya mendorong jurnalis membangun perusahaan pers di daerah, sehingga monopoli informasi tidak hanya dikuasai oleh media besar dan pemodal besar.
“Salah satu cara AJI adalah mendorong semakin berkembangnya media baru di daerah. Kami dorong anggota AJI memenfaatkabpeluang-peluang usaha di bidang media yang bisa dimanfaatkan oleh jurnalis,” kata dia.
Menurut Eko, untuk mendukung perkembangan media baru dan jurnalis AJI mengembangka bisnis media, sejak beberapa tahun terakhir AJI memfasilitasi anggota melalui pelatihan dan peningkatan kapasitas serta penguatan penerapan etik, sehingga profesionalitas jurnalis terjamin.
Sementara itu, Ketua Dewan Pers Bagir Manan dalam sambutan saat pembukaan kongres dan seminar, mengatakan tantangan pers saat ini dan ke depan makin berat. Konvergensi media dan berkembangnya media sosial, menurut Bagir, termasuk tantanga eksternal yang harus dihadapi pers,