TERASLAMPUNG.COM — Oximeter, alat untuk mengukur saturasi oksigen, saat ini hilang dari pasaran di Kota Bandarlampung. Menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandarlampung, dr. Aditya M Biomed, alat tersebut sangat penting untuk mengukur saturasi oksigen seseorang untuk dirawat di rumah sakit atau cukup isolasi mandiri (isoman).
“Yang paling fatal itu oximeter hilang dari pasaran. Padahal, alat tersebut mengukur saturasi dan itu mutlak sangat dibutuhkan sekarang. Dengan oximeter kita bisa memilih kalau saturasi oksigen seorang pasien baik-baik saja atau tidak. Jika saturasi di atas 95, pasien tidak harus dibawa ke rumah sakit. Ia cukup isolasi mandiri di rumah (isoman). Tetapi kalau saturasinya di bawah 95 sebaiknya dibawa ke rumah sakit,” ungkap dr. Aditya Biomed, usai menghadiri rapat koordinasi dengan Wakil Walikota Deddy Amarullah dan pengelola rumah sakit rujukan Covid-19 di ruang rapat walikota Kamis, 8 Juli 2021.
Selain oximeter yang menghilang di pasaran, kata dr. Aditya, saat ini azitromis atau vitamin yang sangat bermanfaat bagi orang yang sedang melakukan isoman, juga hilang di pasaran.
“Azitromis itu hilang dari pasaran. Kami sudah minta dinas untuk menertibkan. Siapa tahu ada orang-orang yang mengambil keuntungan, misalnya dengan melakukan aksi memborong atau menimbun. Masa Vitamin C dan E saja tidak ada,” katanya.
Aditya mengudalam pertemuan dengan Wakil Walikota Deddy Amarullah dan pengelola rumah sakit rujukan Covid-19 merencanakan gedung-gedung yang tidak terpakai bisa dimanfaatkan untuk isoman.
Dandy Ibrahim