Feaby|Teraslampung.com
Kotabumi–Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Lampung Utara memperkirakan penyebab runtuhnya pagar tembok kompleks Islamic Center Kotabumi sepanjang 20 meter akibat terkikisnya tanah di sekitar fondasi pagar. Tanah itu terkikis oleh air hujan yang menggenang dan mengalir menembus fondasi pagar.
“Penyebabnya diperkirakan karena air hujan yang mengikis tanah fondasi pagar tembok,” kata Kepala Bidang Cipta Karya DPUPR Lampung Utara, Suhardi di sela – sela pembersihan puing – puing pagar tembok yang roboh, Minggu (27/12/2020).
Suhardi menjelaskan, di dalam kompleks Islamic Center khususnya di bagian bawah memang belum memiliki banyak saluran drainase. Selama ini air hujan yang mengalir dari atas kerap tidak melalui saluran drainase yang ada alias langsung menuju sekitar lokasi.
“Nanti akan dibuatkan saluran drainase supaya mampu mengalirkan air hujan yang menuju bagian sini,” terangnya.
Adapun panjang tembok pagar yang roboh, panjangnya sekitar 20 meter dengan tinggi 3 meter. Sementara panjang pagar yang harus segera dirobohkan sebelum membahayakan mencapai sekitar 7,5 meter.
“Hasil peninjauan tadi didapati panjang pagar tembok yang mengancam keselamatan warga dan harus segera diambil tindakan mencapai 7,5 meter,” jelas dia.
Di sisi lain, Salimah, korban reruntuhan pagar tembok juga membenarkan bahwa saat musim hujan, air hujan selalu mengalir menembus pondasi pagar. Air hujan yang mengalir juga tergolong deras tergantung hujan yang turun.
“Air hujan selalu mengalir dari bawah tembok itu,” katanya.
Sebelumnya, Satu unit rumah warga nyaris roboh tertimpa reruntuhan pagar tembok kompleks Islamic Center Kotabumi, Lampung Utara yang roboh pada Sabtu (26/12/20202) sekitar pukul 16.00 WIB. Beruntung tak ada korban jiwa akibat musibah tersebut lantaran pemilik rumah berhasil menyelamatkan diri.
Pantauan di lokasi, rumah yang nyaris roboh itu berada di samping pagar tembok kompleks Islamic Center Kotabumi. Letaknya di belakang Pasar Sentral Kotabumi. Rumah yang terbuat dari papan dan anyaman bambu itu milik seorang janda tua yang bernama Salimah.
“Saya sedang berada di ruang tamu saat kejadian itu berlangsung,” terang Salimah, korban rerentuhan tembok kompleks Islamic Center Kotabumi.
Salimah menceritakan, ia berhasil menyelamatkan diri karena saat kejadian ia telah melihat pagar tembok di bagian depan rumahnya telah terlebih dulu roboh sebelum pagar yang di samping rumahnya roboh. Jika saja ia telat mengambil langkah seribu maka kemungkinan besar ia akan tertimpa rerentuhan tersebut. Hal itu dikarenakan letak ruang tamu berada persis di samping pagar tembok yang roboh.