Bahasa  

Bahasa: Bergeming

Judul berita dengan kata "Bergeming" di Media Indonesia. (Foto: Ibnu Wahyudi)
Bagikan/Suka/Tweet:

Ibnu Wahyudi*

Lagi-lagi saya terpaksa membicarakan “bergeming” sebab nasibnya senantiasa terombang-ambing. Kasihan.

Dulu, utamanya dalam tuturan, kata “bergeming” ini sering disandingkan dengan “tidak” yang sesungguhnya malahan mengacaukan jati dirinya. Bagaimana tidak, kata “bergeming” ini maknanya kan ‘tidak bergerak sedikit juga’ atau ‘diam saja’ (KBBI, 2008:437), lha kok masih diberi embel-embel “tidak” untuk arti yang ‘diam saja’ itu.

Misalnya saja, kalau seseorang ingin menggambarkan bahwa //Si A diam saja ketika dilecehkan teman-temannya// yang betul adalah //Si A bergeming ketika dilecehkan teman-temannya//. Dalam lisan dan sering juga dalam tulisan, banyak yang mengujarkan atau menuliskan dengan //Si A TIDAK BERGEMING ketika dilecehkan teman-temannya// yang jelas tidak tepat.

Akan tetapi, nasib kata “bergeming” agaknya masih belum jelas juga. Nyatanya, Media Indonesia terbitan 5 September 2015 lalu memberi makna baru, yaitu ‘tetap’. Wah!

Coba perhatikan judul berita halaman pertama Media Indonesia tersebut, “Bareskrim Bergeming Bongkar Korupsi”, yang bagi saya lumayan membingungkan dan tidak jelas maknanya.

* Dosen FIB Universitas Indonesia