Bangunan Sekolah Nyaris Roboh,Siswa SDN 3 Abung Jayo Belajar di Luar Kelas

Bagikan/Suka/Tweet:

Feaby/Teraslampung.com

Para siswa SDN 3 Abung Jayo,Kecamatan Abung Selatan,Kabupaten Lampung Utara belajar di luar ruang kelas karena bangunan di dalam ruangan kelas mengancam keselamatan mereka.


Kotabumi--Karena khawatir bangunan roboh, kegiatan belajar mengajar di SDN 3 Abung Jayo,Kecamatan Abung Selatan,Lampung Utara dilakukan di luar ruangan. Kelas1,2,dan 3 SD tersebut belajar di luar ruangan sejak Kamis lalu (22/1).

Kepala Unit Pelaksana Tekhnis Daerah (UPTD) Abung Selatan, Pidani melalui sambungan telepon, Minggu (25/1), mengaku pihaknya bersama pihak SDN 3 Abung Jayo terpaksa mengambil kebijakan untuk melakukan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di luar ruang kelas bagi peserta didik kelas I-III karena khawatir akan terjadi hal – hal yang tidak diinginkan dengan peserta didik di sekolah itu.

Keputusan ini didasari atas pertimbangan kondisi bangunan ketiga kelas tersebut yang terbilang sangat memprihatinkan dan dapat mengancam keselamatan peserta didik kelas I-III sewaktu – waktu. “Karena khawatir terjadi hal-hal  yang tidak diinginkan maka kita keluarkan dan belajar di luar kelas mulai Kamis (22/1). Pertimbangannya karena bahaya,” kata dia.

Menurut Pidani, pihaknya akan kembali berembug dengan masyarakat, Kepala Desa, komite sekolah untuk menentukan gedung mana yang dapat digunakan agar para siswa ketiga kelas itu dapat terus belajar di dalam ruangan. Karena kenyamanan siswa sangat terganggu bila terus dibiarkan belajar di luar ruangan. Sementara langkah lainnya ialah meminta bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk membangun kembali bangunan yang boleh dikatakan tinggal menunggu waktu untuk roboh tersebut.

Kayu penyangga bangunan di salah satu ruang kelas SDN 3 Abung Jaya tampak patah. Bagian atap ruang kelas tersebut sewaktu-waktu bisa runtuh sehingga terpaksa para siswa garus belajar du luar ruang kelas. 

“Kami ingin membuat anak – anak kami nyaman dalam belajar. Mungkin makai Musholla atau ruang Desa yang dapat dipakai,” tuturnya.

Sementara, Sekretaris Disdik, Wakidi Suwianto membenarkan bahwa bangunan ketiga kelas SDN 3 Abung Jayo memang telah tidak layak untuk digunakan untuk proses KBM. Kemungkinan besar, menurut Wakidi, peserta didik dari ketiga kelas itu akan terus belajar di luar ruang kelas sembari menunggu bangunannya diperbaiki oleh Pemkab di masa mendatang.

 “Kondisi sudah enggak bisa dipake itu. Melengkung – lengkung diatas itu,” papar dia.

Sekolah itu, masih menurut Wakidi, sempat mendapat DAK tahun 2012. Hal inilah yang menyebabkan sekolah tersebut tidak mendapat bantuan DAK tahun 2014 lalu. Lantaran menurut aturan yang ia ketahui, jarak pemberian bantuan DAK bagi setiap sekolah yang pernah menerima DAK itu harus berjarak lima tahun terhitung kali terakhir mendapat DAK. 

“Itu kan belum 5 tahun. Itu ada aturannya, lima tahun sekali ada rehab,” urainya.


Pernyataan Sekretaris Disdik tentang rentang waktu sekolah yang boleh menerima DAK ini berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada. Pasalnya, terdapat 7 unit sekolah yang mendapat DAK dalam rentang waktu dua tahun berturut – turut yakni 2013 dan 2014. 

Ketujuh sekolah itu yakni SDN 3 Kotabumi Ilir, SDN 2 Kotabumi Udik, SDN 6 Kelapa Tujuh, SDN 1 Kota Alam, SMPN 7 Kotabumi, SMPN 9 Kotabumi. SMPN 1 Abung Timur, SMAN 1 Kotabumi.

Kayu di bagiian plafon ruang kelas SDN 3 Abung Jayo tampak sudah lapuk. Sementara gentingnya sudah banyak yang bocor.

Saat disodorkan fakta bahwa terdapat 7 unit sekolah yang mendapat bantuan DAK dua tahun berturut – turut yang notabene tidak sesuai dengan apa yang diharuskan seperti perkataannya, Wakidi terkesan menghindar dan berhati – hati dalam berkomentar. Ia berkilah, hal itu bukan wewenangnya karena wewenang mengenai penentuan sekolah yang layak atau tidak mendapat DAK itu ada di bidang Perencanaan yang digawangi oleh Kasim, 

Kepala Bidang Perencanaan Disdik. “Setahu saya aturannya seperti itu. Kalau seperti itu (7 sekolah mendapat DAK dua tahun berturut – turut) bukan ranah saya (tapi) ranahnya Pak Kasim. Pak Kasim di (bidang) Perencanaan, pembagiannya siapa – siapa saja, saya kurang tahu,” dalihnya.