TERASLaMPUNG.COM — Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy membantah pernyataan Mahfud MD yang menyebut Presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi berada di bawah tekanan partai politik pendukung saat menentukan calon wakil presiden (cawapres).
“Presiden menegaskan, beliau tidak dalam perasaan terintimidasi oleh siapapun, tidak dalam perasaan tertekan oleh siapapun di dalam proses pengambilan keputusan tentang cawapres,” ujar pria yang akrab disapa Rommy itu di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018.
Rommy menuturkan, keputusan memilih cawapres sepenuhnya berada di tangan Jokowi. Ketua umum partai pendukung sepakat menghormati keputusan yang akan diambil mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Menurut Romi, kesepakatan tersebut diambil pada 23 Juli 2018 saat para ketua umum berkumpul. Saat itu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan kepada seluruh ketua umum bahwa UUD 1945 meletakkan wakil presiden sebagai pembantu presiden. “Karena dia pembantu maka hak prerogatif tentang pemilihan siapa cawapres sepenuhnya ada di tangan presiden. Dan kami para ketua umum menghormati itu,” ujarnya.
Mahfud MD menyatakan Jokowi berada di bawah tekanan partai politik saat menjadi pembicara di program ILC TV One. Dia bercerita bertemu dengan Jokowi untuk membahas cawapres pada suatu hari.
“Pak Jokowi menjelaskan peristiwanya dihadapkan pada situasi sulit,” kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu. Menurut dia, Jokowi memilih dirinya menjadi cawapres sebelum pilihan kemudian dijatuhkan kepada Ma’ruf Amin.
Namun, kata Mahfud, para ketua umum partai politik mendatangi Jokowi membawa calon masing-masing. “Saya tidak bisa menolak. Saya kan bukan ketua partai, sementara koalisi harus ditandatangani,” ujar Mahfud menirukan Jokowi.
Mahfud mengaku meminta Jokowi tak merasa bersalah terhadapnya. “Bapak tidak salah. Kalau saya jadi Pak Jokowi mungkin saya melakukan hal yang sama,” katanya mengulang percakapan saat itu.