Banyak Sopir Bus Angkutan Mudik Alami Hipertensi. Ini Penyebabnya

Pemeriksaan kesehatan para sopir bus angkutan Lebaran di Terminal Ir. Soekarno, Klaten, Senin (27/6/2016).Foto: timlo.net
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Sebagian besar sopir bus angkutan mudik Lebaran mengalami hipertensi dan diabetes. Hal itu berdasarkan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Tim gabungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten dan Pemprov Jawa Tengah di Terminal Ir Soekarno Klaten, Senin (27/6).

“Dari 65 sopir bus yang sudah kami periksa, lumayan banyak yang mengidap dua penyakit itu. Sedangkan kandungan alkohol dan narkoba hasilnya nihil,” ujar petugas Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polres Klaten, Ipda Sriyanta, Senin (27/6).

Menurut dia, sopir yang mengidap hipertensi lebih mudah lelah dibandingkan orang normal. Setelah diberi obat dan diimbau agar rutin mengecek tekanan darah dan kadar gula darahnya, para sopir itu tetap diijinkan mengemudikan bus yang akan mengangkut pemudik.

“Dari pemeriksaan, hipertensi dan diabetes para sopir bus itu masih dalam toleransi. Pasalnya ambang normal tekanan darah sistole (tekanan ke atas) pada angka 100 – 130 (mg/dL). Tapi kalau kadar gula darahnya sampai 200, lebih baik sopir itu libur dulu,” ungkap Ipda Sriyanta.

Hal senada juga disampaikan Ketua Tim Pemeriksaan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Herry Martanta. Menurutnya, penyakit tersebut terjadi lantaran tekanan kerja yang berat dan kurangnya istirahat. Untuk menjaga stamina, para sopir kebanyakan mengkonsumsi suplemen.

“Yang dikhawatirkan jika mengkonsumsi suplemen dalam jangka panjang itu tidak baik bagi tubuh. Bahkan ada juga sopir yang nekat mengonsumsi amfetamin. Tapi beberapa tahun ini tidak kami temukan konsumsi amfetamin di kalangan sopir. Karena amfetamin masuk golongan obat terlarang,” kata Herry yang juga Kabid Pencegahan Penyakit Dinkes Klaten. .

TL/Media Sindikasi/timlo.net