Feaby|Teraslampung.com
Kotabumi–Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Lampung Utara sepertinya kini tidak terlalu bersahabat dengan pihak luar. Buktinya, jalur masuk utama menuju ke dalam kantor sengaja dipasangi pintu elektronik.
Selama ini, jalur utama itu tidak pernah terpasang pintu sejenis tersebut. Akibat kebijakan baru tersebut, hanya pegawai Bappeda yang dapat masuk ke dalam kantor. Selain mereka, tidak akan ada yang dapat masuk sepanjang tidak ada yang membukakan pintu dengan kartu khusus itu.
Kebijakan baru ini tak ayal membuat akses pihak luar termasuk pihak media menjadi sangat terbatas. Kondisi ini dialami langsung oleh wartawan Teraslampung.com dan Lampungtoday.com, Selasa (5/1/2020) sekitar pukul 14.30 WIB. Wartawan Teraslampung.com dan Lampungtoday.com (Alex) terpaksa menunggu agak lama sembari berharap ada pegawai yang ke luar atau masuk ke dalam kantor.
Begitu melihat ada salah seorang pegawai Bappeda yang ke luar, wartawan Teraslampung.com langsung mempertanyakan alasan dan kapan waktu pemasangan pintu itu. Tak lupa juga mempertanyakan bagaimana caranya bisa ke dalam kantor tanpa ada kartu akses.
“Dipasangnya sekitar awal tahun ini. Enggak bisa masuk kalau enggak ada kartu,” kata salah seorang pegawai tersebut.
Kalau mau masuk ke dalam ruangan, setiap orang wajib menunggu pegawai yang hendak ke luar atau masuk kantor. Sepanjang tidak ada yang lewat, sepanjang itu tidak akan bisa masuk.
“Bisa juga telepon pegawai yang di dalam kalau memang ada kenalan,” jelasnya sembari berlalu.
Sementara itu, Alex mengatakan, keberadaan pintu elektronik itu belum terlalu mendesak dipasang di lokasi. Kalaupun memang harus dipasang, hendaknya pihak Bappeda menyiapkan pegawai di bagian depan sehingga dapat kapan saja membuka pintu saat ada tamu.
“Kalau memang mau pakai pintu seperti itu, harusnya ada pegawai di bagian depan. Kalau seperti ini sama saja mempersulit kami dan pihak lainnya,” tegas dia.
Di sisi lain, Kepala Bappeda Lampung Utara, Andi Wijaya terlihat enggan berkomentar banyak saat dikonfirmasi melalui ponselnya seputar alasan dan dampak dari pemasangan pintu itu. Ia hanya mengatakan kebijakan pemasangan pintu itu dilakukan sebelum ia dilantik menjadi Kepala Bappeda.
“Saya juga kan baru dua hari juga di situ,” katanya.
Saat dijelaskan bahwa keberadaan pintu itu mempersulit pihak luar khususnya pihak media dalam mencari informasi untuk kepentingan masyarakat, Andi juga enggan menanggapi lebih jauh.
“Saya juga lagi rapat. Nanti, kita ngobrolah ya,” tutur dia.