Beberapa Orangtua Siswa tak Izinkan Anaknya Diimunisasi Campak, Ini Alasannya

Imunisasi campak rubella di SD Al-Kautsar Bandarlampung, Selasa pagi (1/8/2018)
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Suasana Rabu pagi, 1 Agustus 2018, di SD Al-Kautsar Bandarlampung berbeda dengan hari-hari biasanya. Tampak beberapa dokter dan perawat berseragam putih hadir di kelas untuk melakukan imunisasi campak rubella.

“Siapa yang mau jadi dokter? Yang mau jadi dokter jangan takut disuntik ya” tanya Diana, dokter yang bertugas melakukan imunisasi.

“Saya mau jadi pilot!” jawab seorang anak sambil senyum – senyum.

“Jadi pilot juga jangan takut disuntik ya…” kata dokter Diana.

“Saya tidak takut disuntik!”

Pertanyaan sengaja diajukan dokter Diana untuk mencairkan suasan agar para siswa tidak takut diimunisasi.

Pagi itu dokter Diana dibantu enam perawat melakukan imunisasi campak rubela di kelas 1 H kelas bilingual. Di kelas itu ada 28 anak.

Anak yang tadi mengacungkan jari dan ingin menjadi pilot pun mendapat giliran pertama disuntik. Ia terlihat percaya diri. Namun,  matanya sedikit berkaca – kaca karena ternyata ia takut jarum suntik.

Untuk menghilangkan rasa takut terhadap jarum suntik, seorang perawat memeluk anak yang akan disuntik vaksin campak rubella. Sementara perawat lainnya menyuntikkan vaksin di lengan anak tersebut.

Dari 28 murid di kelas 1H hanya 19 anak yang diimunisasi campak rubela, Begitu juga di kelas 2 H,  dari 32 anak hanya 12 anak yang diimunisasi.

BACA: Mengapa Harus Ada Imunisasi Campak dan Rubella di Indonesia?

Yang hari ini tidak diimunisasi, menurut dua wali kelas tersebut, karena dua alasan. Ada yang orang tuanya tidak mengizinkan ada juga yang saat akan diimunisasi badannya hangat atau deman.

“Di kelas kami hanya 12 anak yang hari ini diimunisasi, sisanya 20 anak tidak diimunisasi karena ada yang demam atau panas badannya saat akan diimunisasi. Ada juga yang orang tuanya tidak memberikan izin,” jelas wali kelas 2H SD Al-Kautsar, Septi Maryanti.

Kadis Kesehatan Kota Bandarlampung Edwin Rusli kepada Teraslampung.com menjelaskan sebelum pelaksanaan imunisasi pihaknya memberikan informed consent (surat persetujuan) kepada para orang tua.

“Satu hari sebelum diimunisasi setiap orang tua kami berikan Informed Consent (surat persetujuan). Ini tidak wajib, dalam juknis tidak ada tapi ini kreatifitas kami saja,” jelas Edwin Rusli.

Informed Consent yang diberikan kepada orang tua itu berisi pertanyaan, riwayat penyakit sang anak, apakah anak sedang sakit juga apakah anak memiliki alergi telur.

“Yang pada hari ini tidak diimunisasi karena tidak sehat, kami akan tetap memberikan imunisasi menunggu tubuh anak itu fit. Kan waktunya panjang sampai September. Sedangkan buat yang orang tuanya menolak karena alasan tertentu, kami akan berikan edukasi akan pentingnya imunisasi campak rubella ini,” ujar Edwin Rusli.

Dandy Ibrahim

BACA JUGA: Imunisasi MR Lindungi Anak Indonesia dari Kecacatan