Benarkah Harga Keekonomian Bensin Premium (RON 88) Rp 8600/liter?

Bagikan/Suka/Tweet:

Ahmad Yulden Erwin

TERASLAMPUNG.COM–Wakil Presiden Komunikasi Pertamina Ali Mundaki mengatakan, ketika harga minyak 80 dollar AS per barel, maka harga produk BBM jenis premium (RON 88) di pasar internasional 90 dollar per barel. Dengan kurs Rp 12.000 per dollar AS, maka harga keekonomian premium adalah Rp 8.600 per liter.

Pertanyaannya: Benarkah harga keekonomian bensin premium (RON 88) itu Rp 8600/liter?
Mari kita coba hitung sekarang dengan asumsi 1 barrel = 159 liter (satuan barrel khusus untuk minyak bumi):

Harga premium per liter: (US$ 90 x Rp 12.000) : 159 liter = Rp 6.792,5 per liter.
Biaya angkut, pajak, dll. (cost recovery) per liter premium: Rp 8600 – Rp 6.792,5 = Rp 1807,55 per liter, atau 26,6% dari harga premium di pasar dunia.

Namun, pada tahun 2012 lalu saya menemukan pernyataan dari Deputi Pengendalian Operasi Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi, Rudi Rubiandini, begini: “Harga ekonomis BBM mencapai US$ 120 per barel, yang dihitung dari harga minyak mentah US$ 105 per barel ditambah biaya pengangkatan, pemurnian, dan transportasi US$ 15 per barel.” Ini berarti untuk biaya angkut dan lainnya itu (cost recovery) adalah sekitar 14,3% dari harga minyak mentah di pasar dunia.

Kalau mau dihitung berdasarkan pernyataan Rudi Rubiandini, mestinya harga keekonomian dari bensin premium saat ini adalah:

Rp 6.792,5 per liter + (Rp Rp 6.792,5 x 14,3%) = Rp 7.762,8 per liter. Berarti ada kelebihan sekitar Rp 970,35 per liter daripada yang dinyatakan oleh Wakil Presiden Komunikasi Pertamina Ali Mundakir. Pula, ini berarti harga BBM yang ditetapkan pemerintah saat ini telah melebihi sekitar 12,5% dari harga keekonomian seperti yang dinyatakan oleh Deputi Pengendalian Operasi Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi Rudi Rubiandini.

Lalu, kenapa ada perbedaan soal nilai keekonomian itu? Berapa sebenarnya nilai keekonomian BBM jenis premium itu? Semuanya masih remang-remang.