Zainal Asikin |Teraslampung.com
LAMPUNG SELATAN–Sulitnya perekonomian masyarakat akibat pandemi Covid-19 tidak menyurutkan bisnis ikan cupang hias yang ditekuni Nurhadi (44), warga Dusun Banjar Rejo, Desa Merak Batin, Kecamatan Natar, Lampung Selatan. Di saat banyak sektor bisnis lesu darah, bisnis ikan cupang hias yang dijalankan Nurhadi justru meraup untung besar. Uang puluhan juta rupiah terus masuk ka koceknya tiap bulannya.
Untung besar yang diraih Nurhadi dimungkinkan karena ia bukan sekadar penjual ikan cupang hias. Ia juga bukan broker. Tepatnya: Nurhadi adalah seorang pemulia atau pembudidaya ikan cupang hias.
Untuk membudidayakan ikan cupang hias,Nurhadi memanfaatkan pekarangan belakang rumahnya. Halaman belakang yang tidak terlalu luas itu dipakai Nurhadi untuk membuat kolam budidaya ikan cupang hias berbagai jenis.
Nurhadi memulai budidaya ikan cupang hias sejak 2014 lalu. Kerja kerasnya kini sudah menuai hasil dan menjadi berkah bagi keluarganya.

Ikan cupang hias hasil budidayan Nurhadi tidak hanya dipasarkan di Lampung, tetapi juga ke beberapa provinsi di Indonesia. Bahkan, sedikitnya sepuluh negara sudah jadi sasaran pemasaran ikan cupang hias Nurhadi.
Jenis ikan cupang hias ini sebelumnya memang kurang diminati warga. Namun, bersamaan dengan wabah Covid-19 yang tidak kunjung usai dan memaksa masyarakat lebih banyak berada di rumah, ikan cupang hias pun menjadi booming. Warga yang dulunya tidak begitu tertarik memelihara ikan cupang, kini rela merogoh kocek lebih dalam untuk membeli dan memelihara ikan cupang hias.
Makin banyaknya penggemar ikan cupang hias membuat permintaan pasar ikan cupang meningkat. Dan, itu berarti pundi-pundi uang para penjual ikan cupang termasuk pembudidaya seperti Nurhadi akan makin berlimpah.
Saat teraslampung.com berkunjung di kediaman Nurhadi, belum lama ini, di halaman bagian belakang rumahnya yang berkuran luas sekitar 90 meter persegi tampak terlihat adanya bak (kolam). Kolam sederhan itu dibuat dengan terpal hitam, disekat-sekat, dan di atasnya ditutupi menggunakan anyaman bambu (waring) atau paranet. Bak (kolam) dari terpal tersebut di dalamnya berisi ribuan ikan cupang hias warna-warni, imut, dan lucu dengan berbagai jenis.

Di sana ada juga puluhan botol bekas minuman air mineral dan ember-ember kecil. Semuanya tersusun rapi di atas rak bertingkat dari baja ringan. Puluhan botol bekas minuman air mineral dan ember-ember kecil tersebut berisi ribuan ikan-ikan hias jenis cupang baru berumur sekitar satu bulan yang sedang dikembangbiakan oleh Nurhadi.
“Sudah delapan tahun saya budidaya ikan cupang hias berbagai jenis ini. Hasilnya ya cukup lumayan lah mas pastinya bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan untuk lainnya,”kata Nurhadi kepada teraslampung.com sembari menunjukan jenis ikan cupang hias hasil budidayanya, Sabtu (23/1/2021).
Nurhadi mengatakan, sebelum membudidayakan ikan cupang hias awalnya ia telah membudidayakan ikan cupang jenis tarung ataupun aduan pada tahun 2014 lalu. Kemudian setelah tiga tahun belakangan ini, ia lebih tertarik dengan ikan cupang jenis hias atau warna.
“Ikan cupang hias warna-warni yang saya kembangbiakan ini ada sekitar 9.000 lebih, dan jenisnya juga beragam seperti jenis Galaksi Multi Caler, Galaksi Animo dan Galaksi Avatar. Untuk jumlah lubukan atau kolam ikan cupang hias berjumlah 560, dan satu lubukan berisi 150-200 ikan cupang hias,”ujar bapak tiga anak ini.
Proses budidaya ikan cupang hias ini, kata Nurhadi, cukup unik yakni dengan cara menggabungkan ikan cupang hias indukan jantan dan betina dalam satu wadah aquarium namun dipisah sekat. Setelah tiga hari, kedua ikan cupang hias ini digabungkan kembali untuk bereproduksi.
“Kalau untuk perawatanya ini sendiri, bagi saya tergolong mudah ya cukup dengan kebersihan air dan tempatnya. Lalu memberikan cukup makanan jenis pur, tapi harus diselingi pemberian makan cacing sutra dua hari sekali. Jadi mulai dari pembibitan hingga panen atau siap dipasarkan, memerlukan waktu selama empat bulan,” katanya.
Dikatakannya, ikan cupang hias yang saya budidayakan ini, dijual dengan harga bervariasi mulai dari Rp 40 ribu, 250 ribu dan Rp 500 ribu. Ia juga melayani penjualan dalam jumlah banyak, dan untuk harga jual partaim minimal 10 ekor ikan cupang. Sementara untuk harga ikan cupang hias indukan, dijualnya mulai dari hari harga Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta
“Yang termahal juga ada ikan cupang hias yang saya budidayakan ini, harganya Rp 2,5 juta satu ekornya. Tapi rata-rata memang, belinya itu yang harga Rp 250 ribu,”kata dia.
Nurhadi mengutarakan, penjualan ikan cupang hias berbagai jenis hasil budidayanya ini yakni melalui online, tapi ada juga yang pembelinya datang langsung ke rumahnya. Hasilnya cukup lumayan, karena tidak hanya diminati pasar lokal (Lampung) saja tapi juga luar daerah pun banyak.
“Dalam sehari, ada sekitar 200 ikan cupang hias terjual. Omzet yang dihasilkan setiap harinya Rp 2 juta lebih, jika dirata-ratakan persatu bulannya mencapai Rp 40 juta hingga Rp 60 juta,”terangnya.
Untuk penjualan melalui online, lanjut dia, pengirimannya sudah hampir ke seluruh daerah (Provinsi) di Indonesia. Bahkan ikan cupang hias berbagai jenis hasil budidayanya tersebut, diakui pasar internasional dan pengirimannya sudah sampai ke-10 negara seperti Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Rusia, Brazil, Thailand, China, Brunai Darusalam, Malaysia dan Singapura
“Seluruh Provinsi di Indonesia pernah pesan disini, kalau untuk diluar negeri sudah sampai 10 negara yang pesan. Tapi yang paling sering pesan, yakni dari Amerika dan Malaysia. Untuk pesenan dari luar, tetap banyak sampai sekarang ini. Tapi pengirimannya, sedikit terkendala karena situasi pandemi covid-19 ini,”tandasnya.