Biaya Pengolahan Limbah RSUD Demang Sepulau Raya Membengkak. Ini Sebabnya

Bagikan/Suka/Tweet:

Supriyanto/Teraslampung.com

Tangki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) RSUD Demanng Sepulau Raya, Lampung Tengah. 

GUNUNGSUGIH- Akibat denamo pembakar sampah atau incinerator limbah padat rumah sakit hilang, biaya penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun Rumah Sakit Umum Daerah Demang Sepulau Raya Lampung Tengah membengkak.

Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, akan menimbulkan berbagai bahan buangan yang bersifat infeksius ataupun  non infeksius baik dalam bentuk  gas, cair, dan padat. Bahan buangan tersebut timbul  dari kegiatan tiap unit seperti ruang perawatan, ruang poliklinik, laboratorium, tempat cuci linen, dapur, kamar mandi, dan kamar mayat.

”Limbah cair yang berasal dari aktivitas rumah sakit mempunyai potensi bahaya bagi manusia dan lingkungan, dikarenakan adanya bahan berbahaya dan beracun (B3) yang terkandung di dalamnya, terutama apabila dalam pembuangannya tidak dikelola dengan baik,”ungkap Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Demang Sepulau Raya (RSUD DSR) Lampung Tengah, drg Ismudijanto, Selasa (15/12)

Menurut Ismu, sudah menjadi kewajiban khususnya rumah sakit menangani limbahnya yang berpotensi mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia. Sesuai dengan kegiatannya, air limbah dari seluruh kegiatan Rumah Sakit mengandung bahan-bahan organik, bahan-bahan anorganik/bahan kimia beracun, mikroorganisme pathogen, dan sebagainya yang dapat mencemari lingkungan.

Sebab itu,  kata dia, pengolahan terhadap air limbah sangat penting untuk dilakukan agar lingkungan sebagai penerima limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan tidak mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan, serta tidak mengakibatkan  dampak penyakit kepada masyarakat sekitarnya.

”Pengolahan air limbah rumah sakit melalui IPAL merupakan upaya untuk meminimalkan kadar pencemar yang terkandung dalam limbah cair tersebut, sehingga dapat memenuhi Baku Mutu dan layak untuk dibuang ke lingkungan maupun dimanfaatkan kembali,”katanya.

Dia menyayangkan, akibat ulah oknum yang tidak bertanggungjawab instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Rumah Sakit Demang tidak berfungsi karena keran pipa tanki IPAL rumah sakit  raib dicuri.

Bukan hanya kran pipa tangki pengolaan air limbah rumah sakit yang raib, denamo  mesin untuk membakar sampah atau incinerator limbah padat rumah sakit juga hilang dicuri orang.

”Sebenarnya, fasilitas penanganan limbah cair maupun limbah padat Rumah Sakit Demang sudah cukup representatip setelah Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek Bandarlampung, tapi akibat komponen instalasinya dirusak, penanganan limbah rumah sakit sedikit terganggu. Bukan alat instalasi pengolah limbah saja yang hilang, tanki tandon air bersih kavasitas 1000 liter juga lenyap diduga hilang dicuri,”katanya.

Untuk mengolah limbah padat rumah sakit, ujar Ismu, pihaknya terpaksa mengirim bahan beracun berbahaya tersebut ke Jakarta untuk dilakukan pembakaran. Biaya pembakaran limbah padat rumah sakit  di Jakarta mencapai Rp13.000 per Kg. Dalam sebulan kata dia, RSUD Demang  mampu menghasilkan limbah padat berbahaya rata-rata mencapai 1.000 kg atau 1 ton, yang diperoleh dari semua ruangan. Sedang produksi limbah cair berbahaya rata-rata perbulan bisa mencapai 2.000 liter lebih.

”Sejak dinamo incenerator hilang biaya pengolahan limbah meningkat, setiap bulan  butuh dana mencapai tiga belas juta rupiah untuk  membakar limbah padat, ini hampir setahun. Tentunya biaya yang cukup besar dan sangat mengganggu operasional rumah sakit. Untuk limbah cair tetap dilakukan pengolahan dengan alat seadanya agar tidak mencemari lingkungan maupun berbahaya bagi manusia,”katanya.

Kerusakan alat pengolahan limbah rumah sakit yang diduga sengaja dicuri itu, kata Ismu, sudah dilaporkan ke pihak Polres  Lampung Tengah. Sampai hari ini, belum didapatkan informasi siapa pelakunya.

Dia berharap pemerintah Kabupaten Lampung Tengah maupun Pemerintah Pusat bisa secepatnya mengganti komponen instalasi pengolahan limbah rumah sakit yang hilang.

”Kami  berharap semua komponen pengolahan limbah yang hilang bisa segera diganti, ini kubutuhan vital. Ke depan faktor keamanan rumah sakit benar-benar menjadi prioritas perhatian semua pihak agar pelayanan rumah sakit bisa optimal,”tandasnya.