Bilik Sterilisasi, Cara Warga Desa Tegalsari Jateng Cegah Virus Corona

Bilik sterilisasi made in Desa Tegalsari, Kecamatan Weru, Jawa Tengah.
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM —Penyebaran virus Corona atau Covid-19 yang saat ini kian masif di sejumlah daerah di Indonesia, membuat warga melakukan antisipasi mewabahnya virus tersebut dengan berbagai cara.

Yang dilakukan warga Dukuh Dayu, Desa Tegalsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, misalnya. Mereka memiliki cara sendiri yang unik untuk memerangi penyebaran virus Covid-19.

Warga desa Tegalsari tersebut membuat bilik penyemprotan sterilasasi (screening room) sederhana, murah, dan meriah. Bilik itu dibuat dengan kerangka kayu yang dibungkus plastik. Di dalamnya diberi kipas angin  blower berisi cairan desinfektan. Orang yang di-screening akan diminta masuk bilik lalu disemprot desinfektan dengan media kipas angin

Foto dan informasi tentang bilik sterilisasi sederhana dan murah tersebut kini viral di media sosial facebook setelah diunggah oleh salah seorang warganet bernama Hartana S.

Di akun facebook milik Hartana setidaknya ada lima foto bilik sterilisasi yang dibuat oleh warga dengan perlatan sederhanya yakni kayu, plastik, dan kipas angin blower yang diisi cairan desinfektan.

Sejumlah warga pun mencoba bilik sterilsasi tersebut, tampak terlihat kipas angin blower yang sudah diisi air cairan disenfektan memercikkan air ke tubuh warga yang masuk ke dalam bilik tersebut.

Bergotong royong membuat bilik sterilisasi sederhana.

“Lurah Tegalsari, Weru, Sukoharjo, Pak Nugroho Dwi Susilo yang dibantu segenap pemuda berupaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan membuat bilik sterelisasi atau screening room dari bahan yang sederhana. Bagi warga yang pulang ke desa, harus masuk ke dalam bilik tersebut terlebih dahulu sebelum berkumpul keluarga,”tulis Hartana di akun Facebook miliknya, Selasa (24/3/2020).

Berbagai komentar warganet memenuhi kolom komentar laman facebook Hartana S, bahkan hingga 1,3 ribu komentar dan 32 ribu kali dibagikan warganet. Banyak warganet mengapresiasi atas apa yang dilakukan Kepala desa Tegalsari dan warganya membuat bilik sterilasasi untuk memutus penyebaran virus Covid-19 yang sekarang tengah mewabah di sejumlah daerah di Indonesia.

Namu,  ada juga warganet yang masih meragukan hasil bilik sterilasasi tersebut. Yang diungkapkan salah seorang warganet akun Satri yang meragukan bilik tersebut dari segi kesehatan.

“Mohon maaf, kayaknya menurut segi kesehatan nggak efektif karena seharusnya itu penyeterilan dari plastik itu harus sekali pakai. Nggak bisa dipakai berulang kali, apalagi beda-beda orang. Bisa jadi media penularan. Belum tentu semua virus bisa mati semua dengan semprotan desinfektan. Bisa jadi virus yg menempel diplastik dan kayu ada bagian yg tidak terlewati disinfektan bisa jadi media virus?,”tulis warganet bernama Satri di kolom komentar facebook.

Ada juga warganet lainnya mengapresiasi, sebab harga bilik yang standar juga sangat mahal dan hal tersebut diungkapkan warganet dengan akun bernama @Putera. “Karena harga screening seharga harga unit motor gede,”tulisnya.

Kepala desa (Kades) Tegalsari, Nugroho Dwi Susilo saat dikonfirmasi melalui messenger membenarkan bahwa desanya membuat bilik sterilisasi sebagai upaya mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 masuk di wilayah desa yang dipimpinnya.

“Ya benar, ide membuat bilik sterilisasi sederhana itu benar ide saya dan ditindaklanjuti para pemuda desa hingga akhirnya terwujudlah membuat bilik sterilisasi tersebut. Ini adalah bagian dari pencegahan secara mandiri, dan gotong royong warga,”ujarnya kepada teraslampung.com, Jumat (27/3/2020).

Menurutnya, ada beberapa warga yang tidak bisa menerapkan program stay at home, karena mereka terpaksa harus bekerja diluar rumah, dan ada juga warga yang ke luar rumah untuk membeli kebutuhan pokok.

“Semua warga yang keluar dari desa dan saat kembali lagi, warga harus masuk bilik sterilisasi itu. Hal ini kami lakukan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus Covid-19,”ungkapnya.

Pembuatan bilik sterilisasi penyemprotan disinfektan tersebut, kata Nugroho, sangat mudah dan murah biayanya. Hanya menggunakan peralatan yang mudah didapat dilingkungan sekitar seperti plastik, kayu, kipas angin blower yang tabung airnya diisi dengan air campuran desinfektan.

“Bilik sterilisasi yang kami buat, ukurannya 1,5 meter x 2 meter x 2,5 meter dan biaya pembuatannya sebesar Rp 500 ribu. Meski secara sederhana, harapannya warga bisa memanfaatkannya agar selalu terjaga dan bersih dari virus Corona yang tengah mewabah saat ini,”terangnya.

Dikatakannya, saat ini baru terbuat dua bilik sterilisasi di desanya, rencanya ia akan membuat kembali bilik sterilasasi tersebut. Terlebih lagi, Kabupaten Sukoharjo saat ini sudah ditetapkan KLB oleh Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya.

“Sementara ini, baru ada dua bilik sterilisasi yang kami buat. Tidak hanya itu saja, untuk pencegahan penyebaran virus Corona kami juga membagikan cairan desinfektan secara gratis kepada warga untuk disemprotkan di rumah mereka masing-masing,”pungkasnya.

Zainal Asikin