TERASLAMPUNG.COM, BANDARLAMPUNG — Raihan Dika Fernando atau Nando (5), bocah korban pembacokan di Jalan Pulau Singkep, Kecamatan Sukarame, Kota Bandarlampung yang terjadi beberapa waktu yang lalu, hingga kini masih mengalami trauma mendalam. Sementara itu, Dinas PPPA Kota Bandarlampung sampai hari ini masih belum peduli dengan alasan tidak ada laporan.
BACA: Warga Bandarlampung yang Dibacok ODGJ Akhirnya Meninggal
Menurut keterangan paman Nando, Dede (38 tahun), meskipun kejadian pembacokan tersebut sudah cukup lama, tetapi Nando masih sering mengungkapkan perasaan dukanya dengan menyebutkan nama pelaku.
“‘Ini gara-gara Sutrisno, gara-gara dia’. Dia sering ngomong seperti itu mas,” ungkap Dede, menirukan ucapan Nando, saat ditemui pada Senin, 5 Februari 2024.
Saat ditanyakan apakah sudah ada tindakan pendampingan atau terapi pemulihan trauma yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Bandarlampung kepada Nando, Dede mengatakan sepengetahuannya belum ada bantuan pendampingan bagi kemenakannya itu.
“Kayaknya sih belum pernah datang. Banyak juga dari dinas yang datang. Tapi kalau dia (Dinas PPPA) datang mungkin membantu Nando pemulihan trauma,” jelasnya.
Sementara itu, Meri Desilawati (28), ibu kandung Nando, mengatakan anaknya tidak hanya berjuang dengan trauma psikis tetapi juga dengan penyembuhan fisik. Putranya itu masih menjalani terapi saraf untuk lengan kirinya yang mengalami gangguan gerak akibat luka pukulan di kepala.
“Tangan kiri belum bisa menggenggam. Ini masih menjalani terapi di Jati Agung. Sudah lima kali,” katanya.
Selain itu, Nando mengalami perubahan perilaku seperti berhenti minum susu dari botol dan menjadi sangat takut untuk bermain atau keluar rumah.
“Dari kejadian itu Nando enggak mau ngedot lagi. Sekitar dua bulan trauma, dia nggak mau main. Keluar saja takut,” kata Meri.
BACA: Dua Anak Korban Pembacokan Trauma, PPPA Bandarlampung Masih Tutup Mata
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Bandarlampung, Maryamah, saat dihubungi melalui ponselnya menjelaskan hingga kini pihaknya belum menerima laporan terkait apa yang dialami Nando.
“Kami hingga saat ini belum mendapat laporan oleh sebab itu kami minta keluarganya untuk melapor ke kami ke Dinas PPPA di Gedung Satu Atap (Satap) lantai sembilan,” jelasnya.
“Kami saat ini menangani beberapa kasus selalu kita dampingi psikolog, hukum. Nah untuk persoalan yang dialami anak itu kami tunggu laporannya,” tambahnya.
Untuk diketahui, peristiwa pembacokan yang terjadi di Jalan Pulau Singkep, Kelurahan Sukabumi, Kota Bandarlampung itu menyasar kepada lima anggota keluarga dan menyisakan trauma mendalam bagi korban yang selamat.
Kejadiannya pada tanggal 14 Agustus 2022 dengan pelaku tunggal Sutrisno. Pelaku berhasil ditangkap oleh polisi dan warga beberapa jam setelah kejadian.
BACA: Lagi, Satu Korban Pembacokan ODGJ di Bandarlampung Meninggal
Sutrisno menyerang secara membabi buta lima anggota keluarga yang terdiri dari Umiyati (50), Meri Desilawati (26)
Raihan Dika Fernando (3), Sapta Mariana (18), dan Muhammad Firdaus (34) menggunakan parang dan alat serut kayu
Tiga korban berhasil selamat, sementara, korban Umiyati (50) dan Muhammad Firdaus (34) meninggal dunia usai melewati masa kritis di Rumah Sakit Imanuel Bandarlampung.
Dandy Ibrahim