Cak Sul Sakit, Rumah Hati Lampung Tepaksa Istirahat

Bagikan/Suka/Tweet:

Ali Imron

Bersama anggota DPR RI, Bang Hanan Abdul Rozak, Adin Ismet Jaya Negara, dan bung Tony Eka Chandra — saya ke rumah Mas Syamsul Arifin di Desa Margototo, Kecamatan Metro Kibang, Lampung Timur, Jumat (7/6/2024).

Syamsul Arifin atau akrab disapa Cak Syul saat ini tengah menjalani proses penyembuhan dari sakitnya.

Seniman campur ustad yang nggak mau dipanggil Gus itu adalah mantan Ketua KPUD Lampung Timur. Hampir 2 tahun aktivitas berkesenianya di Rumah Hati Lampung atau Komunitas Maiyah dan Jamus Kalimosodo itu terpaksa diistirahatkan.

Menurut Cak Sul, sesekali Maiyah masih berkegiatan. Namun, hal itu digerakkan untuk anggota komunitas. Ia hanya ikut dan tidak begitu aktif.

Yang dikerjakan saat ini, “ngemong cucu” membaca buku, dan sesekali “mipil” jagung dari hasil panen kebun miliknya. Hal itu dijalaninya, sekaligus terapi yang mempercepat proses sembuh.

“Yang paling berat itu Mas, saya dilarang ngopi dan merokok,” kata Cak Syul, lalu tertawa.

Pertemanan saya dengan Cak Syul cukup lama, sejak tahun 1995 dalam sebuah acara dengan Emha Ainun Nadjib. Saat itu, Cal Syul “ngawulo” ngaji cukup lama hingga jadi murid kesayangan Cak Nun.

Cak Syul adalah legenda hidup yang telah mengukir jejaknya sebagai penerus kelompok musik Emha Ainun Nadjib dengan grup Kyai Kanjeng yang sudah mendunia itu.

Di Lampung, Cak Syul mendirikan Jamus Kalimosodo, Maiyah (diskusi ambengan). Keduanya telah mengangkat derajat musik gamelan, Jazz, dan hadroh, gambus–dari yang sebelumnya dianggap kurang penting menjadi alat dakwah menarik. Dia bisa tampil luwes manggung di mana saja, termasuk acara politik.

Buat saya, Cak Syul sang pemberi inspirasi.

Semoga lekas pulih ya Cak!