Candi Badut, Warisan Budaya yang Dikelilingi Empat Gunung

Bagikan/Suka/Tweet:

Aan Frimadona Rosa* 

Berada di tengah permukiman penduduk dan tak jauh dari pusat kota Malang, tidak terlalu sulit bagi para wisatawan untuk berkunjung ke Candi Badut. Candi yang tertelak di Kelurahan Karang Besuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang itu mudah diakses dari berbagai jurusan. Jalan menuju ke sana pun tergolong mulus.

Candi Badut merupakan  bangunan candi Hindu yang menjadi  salah satu ikon dari sekian banyak objek wisata di Kota Malang, Jawa Timur.Kawasan situs budaya ini biasanya didatangi para pelajar,mahasiswa untuk melakukan studi. Tiap  akhir pekan atau liburan banyak wisatawan mengunjungi Candi Badut. Mereka berasal dari daerah di sekitar Malang Raya (Kota Batu,Kabupaten Malang), Blitar, Kediri, Surabaya, Lumajang dan kota-kota pulau Jawa lainya bahkan Sumatera serta daerah Indonesia timur.

Jika kita sudah sampai di Kota Malang, sangat sayang kalau melewatkan Candi Badut. Dari Kota Malang, hanya butuh ongkos tak lebih dari Rp 30 ribu. Itu sudah termasuk ongkos naik ojek. Jika membawa mobil sendiri tentu akan lebih mudah lagi.

Dari Terminal Arjosari, Malang, kita bisa naik angkotan kota (angkot) dengan kode LDG warna biru dengan membayar Rp 3.000. Turun di dekat Kampus Univerisitas Negeri Malang (UM), perjalanan bisa dilanjutkan dengan naik ojek dengan tarif Rp Rp8.000 sampai Rp10.000. Tak lebih dari 30 menit akan sampai.

Kawasan Candi Badut juga bisa dituju dengan  kendaraan umum jurusan Tidar arah Institut Teknologi Nasional (ITN). Jika dari Bandara Abdurahman Saleh, Kabupaten Malang maka transportasi yang akan dinaiki adalah taksi bandara hanya dengan membayar Rp 100.000 dengan jarak tempuh sekitar 45 menit.

“Saya lega saat melihat indahnya bangunan bersejarah ini dan dapat mengunjungi objek wisata lainya di kota Malang,” kata Ganjar, wisatawan asal Lampung yang datang bersama teman kampusnya.

Enaknya, wisatawan tidak dikenai tiket masuk  ke lokasi Candi Badut. Saat di area objek wisata Candi Badut pengunjung dapat menikmati sejuknya udara dengan pepohanan dan taman yang tertata rapi, Suasana sekitar candi yang indah dengan rimbunnya beberapa pepohonan, membuat wisatawan dapat berfoto ria dengan latar candi yang memiliki nilai sejarah tinggi.  Angin sejuk terasa tatkala kita duduk atau sekadar rebahan direrumputan taman disekitar Candi itu.

Banyaknya rumah warga di sekitar bangunan Candi Badut  tidak mengurangi keindahan bangunan tersebut. Area candi selalu bersih dan rap. Maklum, petugas Cagar Budaya Kota Malang sangat cekatan dalam memeilhara dan menjaga areal  Candi Badut. Sarana MCK-nya pun lumayan bersih.

Jika kita datang pada pagi atau sore hari, sejauh mata memandang tampak bangunan candi terrsiram cahaya matahari di antara jajaran bunga yang tertata rapi dan rerumputan yang hijau. Pengunjung dapat memanfaatkan waktu untuk menggali inforasi tentang candi kepada petugas.

Candi Badut diperkirakan berusia lebih 1400 tahun dan diyakini sebagai peninggalan Prabu Gajayana, penguasa Kerajaan Kanjuruhan. Hal itu tertera dalam  dalam Prasasti Dinoyo yang beraksara  tahun 760 Masehi.

Banyak sejarawan menyatakan Candi Badut merupakan peralihan gaya bangunan klasik dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Pada ruangan induk candi berisi lingga dan yoni, simbol Siwa dan Parwati, biasanya ciri dari candi Hindu di Jawa. Ada tujuh bangunan yang terdiri dari enam rumah terdapat relung-relung yang berisi arca. Namun, Candi Badut hanya menyisakan satu arca saja yakni arca Durga Mahisasuramardini.

Candi Badut ditemukan tahun 1921 berupa gundukan bukit batu dan reruntuhan tanah. Maureen Brecher, seorang juru periksa  berbangsaan Belanda adalah orang pertama memberitakan keberadaan Candi Badut. Tahun 1925-1927 Candi Badut dibangun kembali oleh Jawatan Purbakala Hindia-Belanda.

Candi Badut berdiri pada area tanah seluas 2.808 meter persegi. dikelilingi oleh Gunung Kawi sebelah selatan, Gunung Arjuna sebelah barat, Gunung Tengger sebelah utara, dan Gunung Semeru sebelah timur. Terbuat dari batu andesit berdenah empat persegi panjang, berukuran 17,27 mX14,04 m dengan tinggi 8 m menghadap ke barat,  candi ini merupakan candi tertua di Jawa Timur.

Pentingnya mengetahui sejarah peninggalan purbakala dengan keragaman masyarakat Indonesia sebagai bagian cinta tanah air seharusnya wisata edukasi menjadi tujuan utama para wiasatawan lokal terlebih bagi pelajar  ke situs Candi Badut ini.

“Saya ke sini setiap libur semester, ini sudah tradisi bagi saya berwisata edukasi. Selain biaya terjangkau tentunya pengetahuan akan bertambah,” kata  Jafari, Guru SMP di Kupang, NTT.

Berbeda pada pengunjung lainya, Habib pengunjung asal Gresik yang  baru pertama kali datang ke Candi Badut sangat kagum dengan bangunan Candi Badut ini. “Sekali jalan ke Candi Badut  kita bisa mengunjungi tiga obyek wisata dikota Malang lainya, petik apel dikota Batu atau mengujungi banyak wahana permainan  yang menakjubkan disana,” kata dia.

Petugas situs Candi Badut mengatakan, biasanya  wisatawan mulai berdatangan pada liburan sekolah, mengingat wisata ini merupakan wisata edukasi sangat baik dan bermutu bagi pelajar maupun masyarakat Indonesia utamanya.

Mengunjungi situs-situs bersejarah cukup dengan biaya yang terjangkau. wisatawan bisa menemukan sensasi dan suasana baru dengan keindahan dan kesejukan alam,Serta melihat  bangunan bernilai sejarah tinggi tentu akan menambah ketentraman jiwa,pengalaman hidup,penambahan wawasan serta refreshing otak lalu kita menjadi bagian masyarakat Indonesia yang mencintai nusantara dengan menyadari betapa pentingnya sejarah bangsa kita, bukan kah bangsa yang besar itu menghargai dan menjaga jasa para pendahulunya. Semoga.

* Guru IPS di SMPN 4 Baradatu Waykanan.