Cerita tentang Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti (dok tempo.co.id)
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Mengenai Susi Pudjiastuti Menteri KKP saya punya cerita tersendiri. Waktu saya Direktur WALHI, ada proyek Asia Development Bank (ADB) yang melakukan sodetan Sungai Citanduy. WALHI melawan karena proyek itu akan merusak ekosistem Segara Anakan dan Pantai Pangandaran.

Dalam pertemuan strategi perlawanan dalam sebuah seminar yang kami organisir, Arimbi Heroepoetri menemukan seorang eksportir udang, perempuan luar biasa, bernama Susi, yang juga melawan proyek itu, karena sungai tersebut langsung masuk ke Pantai Pangandaran.

Hal  itu akan merusak habitat udang alam yang menjadi sumber kehidupan nelayan di sana yang dikumpulkan oleh Susi dan diekspor segar ke Hong Kong. Susi dan mantan Gubernur Jabar Solihin GP, bersama WALHI menentang keras ADB. Oleh Arimbi, Susi dikirim ke Manila mewakili LSM Indonesia dalam pertemuan ADB utk menolak proyek sodetan itu.

Lama tak bertemu, kamj bertemu lagi di Banda Aceh. Pada saat saya bersama rombongan tertinggal pesawat UN waktu mau ke Meulaboh. Dia dgn suami dan anaknya mau ke Medan. Melihat saya terdampar, dia menawarkan tumpangan kepada saya ke Meulaboh dgn biaya 5 juta (kami berlima saat itu).

Ikutlah saya dan rombongan, dgn pesawat yang dipiloti suaminya ke Meulaboh. Namun, setelah kami mendarat di Meulaboh, dia mengatakan: “Mbak Emmy, tolong bayaran mbak Emmy itu dibelikan pinsil dan buku untuk anak-anak penyintas tsunami yang mbak Emmy bantu, tidak usah dibayarkan ke saya”.

Itulah yang kami lakukan. Mbak Susi, saya bangga sekali Anda menjadi Menteri KKP dan saya tidak ragu sedikit pun terhadap kemampuan Anda. Selamat, kami siap membantu.

Emmy Hafild