Dandy Ibrahim | Teraslampung.com
Bandarlampung–BTPN Syariah Kantor Cabang Lampung akan melakukan restrukturisasi kredit terhadap nasabahnya yang terdampak pandemi virus corona atau Covid-19.
“Restrukturisasi terhadap kredit nasabah itu suatu keniscayaan bagi nasabah kami yang terdampak Covid-19, usahanya jadi merosot tentu kita berikan keringanan dengan cara untuk pembayar bulan April bisa ditunda,” jelas Branc Manager BTPN Syariah Hadi Susilo, di ruang kerjanya, Senin 13 April 2020.
Menurut Hadi sebanyak 396 nasabah Bank BTPN Syariah di Bandarlampung yang mengajukan restrukturisasi atas pinjamannya.
“Sampai hari ini sudah ada 396 nasabah kami yang minta restrukturisasi dan kami sudah laporkan ke kantor pusat,” jelasnya.
Dia menambahkan, penundaan tagihan kredit bagi nasabah BTPN Syariah itu bisa berbagai skema bahkan jika parah bisa ditunda hingga satu tahun.
“Jika berdasarkan data lapangan usahanya terdampak parah kita bisa berikan penundaan hingga satu tahun sesuai anjuran pemerintah. Kita lihat bulan depan deh,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama Brand Manager BTPN Syariah Hadi Susilo meminta kepada para nasabahnya untuk melaporkan jika juru tagih atau comunity officer masih melakukan penagihan.
“Kami sudah melakukan sosialisasi kepada para comunity officer (Co) untuk mendata para nasabah bukan menagih. Jika ada yang menagih apa lagi dengan memaksa laporkan saja ke kami,” ujarnya.
“Kita ini butuh kebersamaan, saat nasabah terpuruk harus dibantu. Kalau ada Co kami yang bekerja di luar Standard Operating Procedure (SOP) laporkan ke kantor kami langsung. Untuk menerima laporan kami buka sesuai jam kantor dari pagi hingga sore,” tegas Hadi.
Berdasarkan pantauan teraslampung.com selama di BTPN Syariah Kantor Cabang Lampung ada empat orang ibu-ibu mewakili kelompoknya untuk meminta keringanan kreditnya.
“Saya minta pembayaran bulan April ditunda dulu karena tidak ada uang untuk bayarnya. Bulan kemarin saya bisa bayar itu juga hasil saya hutang ke tetangga,” ungkap Herli, warga Telukbetung yang mengaku berdagang di sekolahan.
Kedatangan Herli itu mewakili 35 orang temannya yang usahanya merosot tajam akibat pendemi Covid-19.
“Teman-teman di kelompok saya banyak yang usahanya dagang makanan di pertigaan Lungsir. Sekarang tempat itu tidak boleh dagang bagaimana kita mau bayar angsuran kredit,” ujarnya.