Dampak Covid-19, Desa Diminta Siap Hadapi Ruralisasi

Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM, Jakarta —Penyebaran virus Corona (Covid-19) berdampak pada meningkatnya ruralisasi atau perpindahan penduduk dari kota ke desa. Terkait itu, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) meminta pemerintah desa perlu persiapan untuk menghadapinya.

“Sekarang ini kita bicara percepatan ekonomi desa. Karena Pak Presiden mensinyalir sekarang bukan urbanisasi yang terjadi, tapi ruralisasi,” kata Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, di Jakart, Selasa (17/11/2020).

Mendes, mengatakan peningkatkan ruralisasi disebabkan potensi desa terutama dalam hal keberlanjutan hidup dinilai lebih tinggi dibandingkan kota. Apalagi, kata Mendes, sebagian besar keluarga dan saudara masyarakat yang tinggal di perkotaan berada di desa.

“Karena di kota susah. Apapun ketika di desa, meski tidak punya apa-apa masih ada pertanian, banyak teman, sanak saudara, dan keluarga. Jadi urusan makan nggak masalah dalam konteks ini,” kata dia.

Menurut Mendes, desa-desa yang paling terkena dampak ekonomi dalam hal ini adalah desa yang berada dekat dengan perkotaan seperti halnya Jawa dan Bali.

“Karena desa-desa di Jawa-Bali ini kan dekat perkotaan. Punya akses cukup lancar dengan kota. Sehingga dampak ekonominya begitu terasa,” ungkapnya.

Di sisi lain, Menteri Abdul Halim mengaku masih terdapat desa yang tidak terkena dampak ekonomi akibat covid-19. Hal itu ditandai dengan terdapat lebih dari 60 desa di Indonesia yang tidak menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa kepada warganya.

BLT Dana Desa sendiri, hanya diberikan kepada warga desa yang terdampak ekonomi akibat covid-19.

“Dari 74.953 desa di Indonesia, ada 60 sekian desa yang tidak menyalurkan BLT. Karena warganya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan BLT. Karena kesejahteraannya, kemakmurannya, tidak mengalami perubahan,” ujarnya.

Selain BLT, Program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) diharapkan bisa menjadi rebound ekonomi desa usai pandemi Covid-19, termasuk revitalisasi BUMDes yang telah bisa berbadan hukum untuk geliatkan ekonomi warga desa.