Rusdi Mathari
Bila ingin tahu bagaimana keputusan dalam ketentaraan diambil, tontonlah film U-571. Itu film mengisahkan sekelompok tentara elit Angkatan Laut Amerika Serikat mengambilalih kapal selam Jerman pada PD II untuk mendapatkan mesin sandi Enigma. Mereka berhasil tapi sebuah insiden kecil terjadi di anjungan U-571 yang sudah mereka kuasai gara-gara sekelompok prajurit panik sewaktu melihat satu Stuka, pesawat tempur Jerman yang legendaris itu, melintas di atas mereka.
Mereka bingung, saling berteriak menyuruh seorang tentara yang menjaga mitraliur untuk menembak, dan benar si prajurit menembak Stuka yang melintas meskipun tidak kena.
Lalu komandan mereka yang melihat insiden itu segera mendatangi si prajurit yang menembak. Sambil menampar dengan keras, dia berujar ke prajurit yang malang itu: “Apa yang kamu lakukan hah? Ini bukan demokrasi!”
Benar, demokrasi memang tidak ada dalam tradisi militer. Semua keputusan adalah perintah atasan dan prajurit harus tunduk pada perintah itu. Di sebuah ksatrian militer di Surabaya, saya pernah membaca tulisan yang dicetak dengan huruf besar-besar “Menaati Perintah Atasan dengan Sekeras-kerasnya.”
Yang repot tentulah para prajurit bawahan yang berpangkat lebih rendah. Mereka pelaksana tugas yang terikat dengan perintah. Bila membantah atau membangkang perintah, mereka akan bisa dianggap melakukan subordinasi. Hukumannya bisa hukuman mati. Bila yang dilakukan mereka kemudian menimbulkan persoalan di belakang hari, mereka juga yang pertama menjadi sasaran untuk disalahkan dan harus dikorbankan. Begitulah tentara di mana pun membangun tradisinya, termasuk di Turki yang beberapa jam lalu diguncang oleh kudeta.
Mereka, para tentara yang melakukan kudeta hanyalah pion dan para prajurit tentulah hanya menjalankan perintah komandan mereka. Setelah kudeta gagal, mereka juga yang jadi korban pertama. Foto-foto yang diunggah di Twitter oleh Gilgo [@agirecudi] yang mendaku sebagai aktivis Kurdi, menunjukkan hal itu. Tentara-tentara yang gagal melakukan kudeta di Turki itu ditembak mati oleh tentara dan simpatisan Pro Erdogan. Sebagian disiksa termasuk di dalam masjid.