Desa Maja dan Kalianda Bawah Dilanda Banjir Rob

Banjir rob di Desa Maja, Lampung Selatan,sudah berlangsung sejak sepekan terakhir.
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Banjir yang disebabkan air laut pasang (rob) sejak sepekan terakhir melanda kawasam pinggiran pantai Desa Maja, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan Akibatnya, puluhan rumah dan tempat pengeringan ikan milik warga setempat terendam air laut setinggi mata kaki orang dewasa, dan otomatis aktivitas wargapun terganggu.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, warga setempat hingga saat ini masih tetap bersiaga, dikhawatirkan gelombang air laut akan datang kembali secara tiba-tiba dengan debit air yang cukup deras.

“Pagi-pagi sekali air lautnya sudah mulai pasang mas. Sehingga tempat tinggal dan lokasi tempat pengeringan ikan milik kami ini menjadi terendam. Dan yang paling kami takuti adanya ular laut masuk ke dalam rumah. Karena, biasanya kalau laut sedang banjir banyak ular laut yang ikut terbawa arus kepinggiran. Mungkin, air laut pasang ini surutnya sekitar jam 12.00 siang nanti,” ungkap Bahri, warga Desa Maja, Selasa (7/6) pagi.

Bahri menuturkan, banjir rob di desa maja ini sering kali terjadi setiap tahunnya. “Ini sudah menjadi langanan kami. Oleh karena itu, kami sangat berharaf adanya pehatian dari pemerintah agar persoalan tahunan ini dapat cepat teratasi,” tuturnya.

Selain melanda Desa Maja, banjir rob juga menggenangi wilayah Lingkungan 05 dan 01 Kalianda Bawah. Akibatnya, jalur transportasi antara Kalianda-Rajabasa sempat mengalami kemacetan.

Banjir di Lamsel
Air laut masuk ke perkampngan di Desa Maja dan Kalianda Bawah, Lampung Selatan.

Hal itu disebabkan gelombang laut dengan ketinggian sekitar dua meter terus menghempas hingga ke jalan raya, tepatnya di depan sekolah MIN Model Kalianda setiap lima menit sekali, sehingga para pengguna jalan pun harus menghentikan kendaraanya saat ombak laut menghempas. Jika tidak, dipastikan para pengendara yang nekat menerobos pasti akan terjatuh terkena hempasannya.

Tugiman (45), warga Lingkungan 05 Kalianda Bawah ini mengungkapkan, meluapnya air laut pasang hingga sampai ke jalan raya ini, karena tidak adanya talud pemecah ombak yang terpasang disepanjang pantai wilayah tersebut.

“Kejadian seperti ini sudah sering terjadi setiap tahunya. Dan sudah jelas, penyebabnya adalah air laut yang naik. Kami warga disini selalu berharap kepada pemerintah untuk bisa tanggap dengan adanya permasalahan ini. Jika dibiarkan berlarut-larut, bisa-bisa wilayah pinggiran pantai dilingkungan ini akan habis terkikis,” ungkapnya.

Di lain tempat, Pudin (40) warga Lingkungan 01 Kalianda Bawah, menuturkan jika musim gelombang laut pasang, perasaan takut selalu menghantui keluarganya dan juga warga sekitar. Untuk itu, dia sangat berharap adanya pembangunan talud penahan ombak dari pemerintah di sepanjang pantai belakang tempat tinggalnya.

“Coba saja mas lihat sendiri keadaannya, rata-rata pondasi bangunan dapur milik warga semuanya hampir terkikis. Mereka (warga,red) menghawatirkan lama-kelamaan bangunan itu akan runtuh,” terangnya.

Oleh karena itu tambahnya, diharapkan adanya kepedulian pemkab Lamsel terhadap kondisi masyarakat yang tinggal di sekitar pinggiran pantai.

“Khususnya yang tinggal dipemukiman nelayan RT IV Kelapa Doyong, Kalianda Bawah ini,” katanya.

Iwan J Sastra