Teraslampung.com —Menjadikan masyarakat Lampung religius. Itulah yang menjadi dasar Gubernur Lampung setiap tahun selalu menganggarkan dana untuk program umroh gratis. Hanya saja,sejak awal program itu sudah bermasalah dan sering mendapatkan kritik dari elemen masyarakat.
Program umrah digelar pertama kali pada 2005 lalu atau setahun setelah Sjachroedin menjadi Gubernur Lampung. Program itu diperjelas lagi pada periode kedua kepemimpinan Sjachroedin, karena memang menjadi salah satu jualannya dalam kampanye pemilihan Gubernur Lampung 2009.
Kasus pertama mencuat pada 2006, saat Komisi E DPRD Lampung mempertanyakan program umrah bersama untuk 100 PNS dan tokoh dari berbagai kalangan. Ahmad Jajuli, anggota Dewan dari PKS, ketika itu bersuara paling lantang. Ia mengritik dana umrah yang mencapai Rp1,125 miliar.
Yang jadi titik bidik Jajuli dan kawan-kawan di komisi yang membidangi kesejahteraan rakyat itu adalah Pemprov dinilai tidak transparan dalam penetapan orang-orang yang memperoleh fasilitas tersebut.
“Soal kegiatannya, kami tidak mempermasalahkan karena memang ini program charity-nya Pemprov. Namun, Pemprov tidak transparan dalam menetapkan siapa saja yang berangkat,” kata Ahmad Jajuli, Ketua Komisi E DPRD Lampung, ketika itu.
Selain soal tidak transparan, Jajuli juga melihat adanya kepentingan politis di balik pemberangkatan 100 PNS dan tokoh yang dibagi dua kelompok terbang (kloter) tersebut. Saata itu Jajuli menuding Sjachroedin Z.P. berupaya meraih dukungan dari berbagai kalangan melalui program umrah. Cara itu, menurut Jajuli, upaya Sjachroedin untuk mengamankan kekuasannya.
Mendapatkan serangan dari Dewan, Sjachroedin pun berkelit. Menurut dia, program umrah merupakan salah satu kegiatan untuk peningkatan pendidikan agama.
“Semua anggaran sudah saya bagi-bagi. Untuk umrah ini cuma Rp1,1 miliar dari Rp1,3 triliun APBD. Jadi, tidak seberapa dibandingkan dengan pendidikan agama yang bakal diperoleh,” kata Sjachroedin.
Pada program umrah sebelumnya (2005), Pemprov Lampung memberangkatkan 12 orang.Sementara program umrah ketiga (2007) yang diberangkatkan sebanyak 55 orang.
Pada saat itu program ibadah umrah ini ditangani oleh Gema Arofah Tour dan Travel. Selain mendapat uang saku Rp1 juta, setiap peserta umrah juga diberi perlengkapan lain seperti koper, sabuk, buku-buku, dan peralatan ibadah.