Di Lampung Timur, Diduga Perolehan Suara Pileg Bisa Dibeli

Bagikan/Suka/Tweet:

Isbedy
Stiawan ZS/Teraslampung.com

Bandarlampung—Pemilihan
Legislatif (Pileg), Rabu (9/4) di Lampung Timur, diduga perolehan suara untuk calon legislatif (calog) di tingkat bawah bisa dibeli. Indikasi ini dilontarkan salah seorang calon legislatif (caleg) untuk DPRD Provinsi Lampung dari daerah pemilihan (dapil) Lampung Timur, Kamis (10/4) sore.
“Saya
pernah ditawari. Petugas PPS bilang ke
saya, kalau mau bisa diubah di KPU. Kata dia, nominalnya relatif,” ujar caleg yang namanya tidak mau disebutkan namanya itu,  menirukan ucapan petugas penyelenggara pemilu di bebeapa desa di Lampung Timur.
Dia
menyebutkan desa yang terindikasi pembelian untuk perolehan suara, seperti
Labuhan Meringgai, Suko Rahayu, Kuala Penet, dan Mataram Baru. “Saya menyesalkan
dengan cara-cara seperti ini. Karena itu, saya tidak menggubrisnya,” ujar dia
lagi.
Dia
meyakini caleg lain sudah terjebak dengan permainan seperti ini. Jika indikasi
benar, dia menyayangkan sekali. Sebab, ketika kita ingin membangun pemilihan
umum yang bersih dan fair, tetapi oknum-oknum penyelenggara di tingkat bawah
justru mengotori.
“Yang
saya sayangkan, saya tahu ketua KPUD Lampung Timur ini jejak rekamnya baik. Dia
bersih dan selalu mengedepankan kebenaran, tapi dikotori dari bawah,” katanya
lagi.
Meski begitu,  ia meragukan prolehan suara di tingkat bawah—yaitu
di desa—dijamin bersih dari campur tangan petugas PPS. Sebab itu, dia meminta
komisioner KPU setempat agar turun ke bawah, dan menindak petugas yang ketahuan
bermain uang.
“Alangkah
eloknya jika jajaran KPU turun, dan pantau bawahannya,” harapnya.
Sementara
Ketua KPUD Lampung Timur Syamsul Arifien saat dikonfirmasi adanya dugaan jual-beli perolehan suara di tingkat Desa mengatakan, baru mengetahui informasi
ini. Dia berjanji akan segera mengecek kebenarannya di bawah.
“Pada
prinsipnya dan saya jamin, KPU Lampung Timur tidak pernah punya frame untuk
curang,” kata Syamsul, Kamis (10/4) sore.
Tim
KPU, jelas Syamsul lagi, sejak hari H (Rabu, 9/4) sampai saat ini (Kamis, 10/4) sore, masih di lapangan. “Prinsif saya mencari kebenaran. Namun, masukan ini akan
segera saya tindaklanjuti, dan akan cari tahu kebenarannya,” imbuh Syamsul
yang juga seniman ini.