TERASLAMPUNG.COM, BANDARLAMPUNG — Penyair Diansi meluncurkan antologi puisi Ibu Bumi Ayah Matahari di Dijou Coffee Wisma Bandarlampung, Jl. Z.A. Pagar Alam Bandarlampung, Sabtu malam (31/12/2022) malam.
Peluncuran buku yang mengemas 42 puisi tersebut merupakan pergulatan kreatif Diansi dalam kurun 2016-2018 itu dihadiri kalangan seniman, mahasiswa, dan pecinta sastra di Lampung. Sejumlah penyair juga turut membacakan puisi karya Diansi.
“Saya bersyukur bisa meluncurkan buku ini di Lampung, sebuah wilayah yang dulu sama sekali tidak saya kenal dan tidak saya bayangkan,” kata perempuan penyair kelahiran Bulukumba, Sulawesi Selatan itu.
Oyos Saroso HN yang malam itu membahas puisi-puisi menilai, puisi-puisi karya Diansi memiliki imaji yang kuat. “Beberapa puisi Diansi menggunakan ikon lokal Makassar. Warna lokal ini menjadi menarik dan bisa menjadi jalan untuk proses dialektika,” katanya.
Meskipun begitu, kata Oyos, Diansi masih perlu mempertegas konsepsi puitiknya sehingga perjalanannya ke depan sebagai penyair akan makin kokoh.
“Kesalahan elementer terkait bahasa harus dihindari. Meskipun penyair memiliki licentia poetica — hak untuk tidak taat asas atau menyimpang dari kaidah bahasa — tetapi penyair tetap harus paham tentang tata bahasa. Misalnya tata penulisan kata, harus ada konsistensi,” katanya.