Teraslampung.com, Kotabumi–Meskipun didesak untuk segera menyalurkan tunggakan Tambahan Penghasilan Pegawa (TPP), Pemkab Lampung Utara belum dapat memastikan apakah TPP itu akan dibayar atau tidaknya sebelum akhir tahun.
Sebelumnya, dalam aksi unjuk rasa HMI Cabang Kotabumi Senin kemarin, pembayaran TPP yang macet menjadi salah satu tuntutan mereka kepada pemkab. TPP yang macet itu adalah TPP bulan Oktober sampai dengan Desember.
“Yang pas menjawab ini adalah Bendahara Umum Daerah atau Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Utara, Lekok, ketika ditanya mengenai kepastian dibayar atau tidaknya TPP yang menjadi tuntutan HMI tersebut, Selasa (10/12/2024).
Ia beralasan, meskipun menjabat sebagai Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah atau TAPD, namun yang lebih mengetahui aliran ke luar atau masuknya anggaran di kas daerah adalah Bendahara Umum Daerah.TAPD hanya bertugas dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selepas ditetapkan maka hal itu menjadi tanggung jawab setiap perangkat daerah berdasarkan Dokumen Pelaksanaa Anggaran.
“Jadi, lebih konkretnya, silakan ke sana agar tahu apa, mengapa dan bagaimana (penyebab macetnya TPP dan nasibnya)” jelasnya.
Sayangnya, seperti yang sudah-sudah, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Lampung Utara, Mikael Saragih enggan merespons konfirmasi dari Teraslampung.com. Padahal, melalui pesan Whatsapp telah diberitahukan bahwa konfirmasi ini terpaksa dilakukan karena Sekdakab yang mengarahkan kepadanya
Pembayaran tunggakan tiga bulan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) Pemkab Lampung Utara sepertinya tidak menjadi prioritas utama di masa kepemimpinan Penjabat Bupati Aswarodi. Sebab, pemerintahannya saat ini sepertinya lebih mengutamakan proyek pembangunan ketimbang kesejahteraan pegawainya.
Indikasi itu terlihat dari ketidakjelasan kapan pembayaran tunggakan TPP itu akan dilakukan karena hanya bergantung pada dana yang masuk ke kas daerah. Sementara di sisi lain, banyak proyek pembangunan yang sedang dikerjakan jelang akhir tahun. Nilai Proyek-proyek itu diperkirakan mencapai angka lebih dari Rp30 miliar.