Dimangsa Ular di Malam Takbiran, Ini Kondisi Wanita Sultra Setelah Perut Piton Dibedah

Ular piton yang menelan ibu dua anak dari Muna (Foto: Liputan6.com)
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Lebaran Idul Fitri mestinya menjadi momen yang sangat berharga bagi keluarga Wa Tiba (54), seorang ibu rumah tangga di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Nyatanya, Idul Fitri menjadi hari tragis bagi Wa Tiba. Ia dimangsa ular piton pada malam takbiranm Kamis malam (14/6/2018) dan ditemukan keesokan harinya saat Hari Raya Idul Fitri dalam kondisi berada di dalam perut ular piton.

Kisah tragis keluarga Wa Tiba itu hingga Sabtu, 16 Juni 2018 masih menjadi viral di medos dan menjadi perbincangan warganet se-Nusantara.

Kisah tragis itu bermula saat itu ibu dua orang anak ini pamit kepada dua orang anaknya menuju kebun pada Kamis 14 Juni 2018 sekitar pukul 19.00 Waktu Indonesia Tengah (Wita). Ia berniat ke kebun jagung miliknya yang berjarak satu kilometer dari rumahnya. Maklum, pada malam hari babi sering masuk kebun dan merusak tanaman jagung.

Namun, hingga pagi hari pukul 06.00 Wita — saat umat Islam bersiap-siap untuk Shalat Ied–Wa Tiba tak juga pulang ke rumah. Kedua anaknya pun cemas.Salah seorang anaknya kemudian melaporkan ihwal kepergian ibunya kepada pamannya bernama La Miranda (48) untuk membantu mencari ibu mereka.

Mereka pun kemudian mencari Wa Tiba di kebun jagung. Betapa kagetnya mereka, karena yang mereka temukan hanyalah sepasang sandal milik Wa Tiba, sebuah senter, dan sebilah parang yang tergeletak di semak-semak di dekat kebun jagung.

Curiga semak belukar yang teracak-acak di sekitar barang-barang milik Wa Tiba, La Miranda kemudian pulang kembali ke kampung. Dalam pikirannya, Wa Tiba diserang binatang buas.

“Saya kemudian pulang kembali ke kampung, saya panggil warga lainnya termasuk anaknya untuk mencari adik kandung saya itu,” ujar La Miranda.

Sekitar 100 orang warga kemudian menuju lokasi hilangnya petani yang suaminya masih berada di kota Kendari itu. Pencarian dipimpin langsung oleh Kepala Desa Lawela bernama La Fariz.

Sekitar pukul 09.30 Wita, seorang warga bernama La Ode Fendi, terpekik di dalam hutan sekitar 15 meter dari lokasi semak tempat Wa Tiba meninggalkan sepasang sendal miliknya.

Seekor ular piton sepanjang 7 meter melintang dengan perut tengah menggembung. La Ode Fendi kemudian berteriak memanggil rekan-rekannya yang tengah sibuk mencari. Warga yang sudah berada di sekitaran lokasi kemudian mengepung dan berusaha membunuh ular yang sudah tak bisa banyak bergerak.

“Kami kepung, ular itu sudah tak banyak melawan, langsung kami potong kepalanya dengan parang,” kata Sofian, salah seorang warga Desa Lawela.

Setelah berhasil dilumpuhkan, warga sepakat membelah perut ular untuk memastikan. Kemudian semua terbelalak ngeri, Wa Tiba yang mereka cari terbaring sudah tak bernyawa dengan tubuh penuh lendir di dalam perut ular.

Sebelum ditemukan di dalam perut ular, Wa Tiba Diduga tak sempat memberikan perlawanan. Diduga ular berukuran besar itu dengan cepat bisa melumpuhkan ibu dua orang anak itu.

Kapolsek Katobu, Iptu Hamka mengatakan korban ditemukan di dalam semak-semak di pinggir kebunnya. Jarak antara parang dan ular sekitaran 30 meter.

Sementara, parang dan sendal korban ditemukan berdampingan di dalam kebunnya. Diduga, ular tersebut menyergap korban dengan gerakan cepat.

“Kami duga, korban langsung ditarik ke semak-semak, berjarak sekitar 30 meter. Disitu korban langsung ditelan,” ujar Kapolsek Katobu.

Kapolsek melanjutkan, lokasi kebun tempat Wa Tiba ditemukan sebenarnya tidak ada kali atau sungai besar. Malah, di lokasi itu banyak bebatuan cadas dibanding sumber air.

“Hanya, menurut sejumlah warga mereka pernah melihat ular berukuran cukup besar,” tambahnya.

Warga desa di sekitar Desa Lawela heboh dengan ditemukannya ular tersebut. Ratusan warga langsung memadati halaman rumah korban.

Sejumlah warga lainnya langsung menuju kebun tempat korban ditemukan ditelan ular. Malah, sejumlah warga dari ibukota Kabupaten Muna langsung berbondong menuju lokasi desa berjarak 35 kilometer dari ibukota Kabupaten.

Sejumlah warga yang penasaran mengaku salah alamat saat hendak menuju lokasi desa tempat korban ditemukan ditelan ular.

“Katanya di Desa Gea, ternyata setelah kami cari Gea itu nama lorong. emang ngeri, soalnya dia ditelan hidup-hidup masih berpakaian lengkap,” ujar Samsul, warga yang penasaran penemuan korban ditelan ular itu.

https://youtu.be/_W1lKKa85Hk

TL/liputan6.com/kabarmakassar.com/dbs