TERASLAMPUNG.COM, Bandarlampung — Dinas Pemberdayaan Masyarakat (PMK) menggelar pelatihan public speaking kepada elemen masyarakat kelurahan se-Kota Bandarlampung, Rabu (11/9/2024). Kegiatan yang diikuti 800 orang ini bertujuan agar para pamong mampu berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat.
Walikota Eva Dwiana dalam sambutannya mengatakan, ilmu berkomunikasi ini sangat penting dimiliki oleh elemen masyarakat yaitu pamong agar mereka mampu menyampaikan program pemerintah dengan baik.
“Para pamong ini adalah garda terdepan menyampaikan segala informasi dari pemerintah jadi pelatihan ini sangat penting. Seperti menyampaikan adanya kesehatan gratis, pendidikan gratis bagi warga juga beasiswa pendidikan,” katanya, di Gedung Semergou, Rabu, 11 September 2024.
“Jadi saya minta para pamong serius dalam mengikuti pelatihan ini dan nantinya bisa dipraktekkan dalam melaksanakan tugasnya,” harapnya.
Menurut Walikota Eva Dwiana, public speaking merupakan ilmu yang penting oleh sebab itu dia meminta bukan hanya para pamong saja tapi kedepannya para pegawai yang berhubungan dengan masyarakat juga harus ada pelatihannya.
“Ke depan saya minta para pegawai/petugas di bagian perizinan, Disdukcapil atau bagian yang berhubungan dengan masyarakat harus belajar ilmu public speaking. Bagaimana cara agar masyarakat merasa dilayani dengan baik meski harus menunggu urusannya selesai,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PMK Yustam Efendi menjelaskan, pelatihan ini dikuti 800 orang dan pelaksanaannya selama dua hari.
“Hari ini 400 orang sisanya besok, sedangkan peserta pelatihan adalah para Ketua RT dan Kaling (Kepala Lingkungan) dan narasumbernya ahli public speaking yaitu ibu Maya Ismail,” jelasnya.
Adapun tujuan pelatihan ini menurut Yustam agar para Ketua RT dan Kaling memiliki ilmu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ada di masyarakat serta mampu menyampaikan program/aturan yang berhubungan dengan masyarakat.
“Mereka garda terdepan untuk menginformasikan aturan atau kebijakan dari Pemkot. Nah, untuk menyampaikan hal tersebut perlu ilmu untuk itu kami menyelenggarakan pelatihan ini,” jelasnya.
“Selain itu, jika terjadi konflik di masyarakat para pamong harapannya para pamong tidak ikut emosi tapi mampu ‘ngemong’ dengan bahasa yang santun dan dapat menenangkan masyarakat,” pungkasnya.
Dandy Ibrahim