Dipo Alam: Tidak ada Dana dari Istana untuk “Obor Rakyat”

Sekretaris Kabinet, Dipo Alam
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM, JAKARTA — Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam mengaku telah memanggil Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otda Velix Wanggai dan Asistennya Setyardi Budiyono terkait dengan penerbitan tabloid Obor Rakyat, yang dituding melakukan black campaign terhadap pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla.

Menurut Seskab, dalam pertemuan Setyardi menegaskan,bahwa keterlibatannya dalam penerbitan tablot Obor Rakyat merupakan inisiatif pribadi, dan menjadi tanggung jawab pribadinya.

“Tidak ada penugasan kepada Velix Wanggai dan Setyardi untuk melakukan itu (menerbitkan Obor Rakyat, –red), juga tidak ada pendanaan dari Istana terkait terbitnya tabloit tersebut,” tegas Seskab Dipo Alamdi  Jakarta, Jumat siang (20/6).

Seskab menuturkan Setyardi juga mengaku tidak ada pandangan, penugasan, atau arahan dari Velix Wanggai selaku atasannya dalam penerbitan tabloit Obor Rakyat.

“Itu murni inisiatif Setyardi sendiri, dia juga mengaku tidak melapor kepada Velix selaku atasannya,” katanya.

Menurut Seskab sudah memasuki ranah hukum, ia mengambil posisi untuk memegang azas praduga tidak bersalah. Untuk itu, Seskab Dipo Alam meminta kepada Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otda Velix Wanggai dan jajarannya untuk bekerja sebagaimana biasa.

“Saya menghormati proses hukum. Sebelum ada keputusan yang jelas, saya pegang azas praduga tidak bersalah,” kata Seskab seraya mengingatkan, sejauh ini belum ada status hukum yang jelas yang diberikan pihak Kepolisian kepada Setyardi.

Sebelum ini Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otda, Velix Wanggai, dalam siaran persnya, Kamis (19/6) mengatakan, walaupun menjadi staf di kantor Staf Khusus Presiden bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, namun apa yang dilakukan oleh Setyardi adalah pandangan dan sikap pribadi.

“Dengan demikian, setiap langkah serta substansi yang termuat di dalam tabloid Obor Rakyat hanya mewakili pandangan pribadi Setyardi, dan bukan pandangan Istana,” tegas Velix.

Namun Velix menegaskan, Setyardi telah menyatakan siap bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya dalam penerbitan tabloid Obor Rakyat tui. Bentuk pertanggungjawaban itu, kata Velix, dapat diklarifikasi di lembaga penegak hukum, lembaga pengawas Pemilu, maupun lembaga pengawas pers.

Ditegaskan Velix,  secara pribadi, ia memiliki posisi dasar netral dalam prosesi Pilpres 2014 karena statusnya sebagai Pegawai Negeri sipil (PNS). Namun, sebagai Staf Khusus Presiden, Velix menegaskan ia tidak bisa mengontrol pikiran yang hidup dan pilihan hati dari masing-masing individu, termasuk kepada Setyardi.  (Bambang Satriaji/SK)