Megawati meresmikan Waduk Titab-Ularan di Bali, Minggu (13/12). Foto: dok/net |
BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com –– Peresmian Waduk Titab-Ularan oleh mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, Minggu (13/12/2015) menuai kritik pedas dari para netizen. Banyak olok-olok diarahkan kepada Megawati itu karena dinilai tidak bisa menempatkan diri.
Waduk Titab-Ularan merupakan aduk terbesar di Provinsi Bali. Kabarnya, Megawati pernah minta kepada Presiden Joko Widodo agar diberi tugas meresmikan waduk tersebut karena rencana proyek waduk dilakukan pada era Megawati jadi presiden.
Belum sempat direalisasikan, Megawati keburu selesai menjabat sbagai presiden. Pembangunan waduk kemudian dilanjutkan pada era Presiden SBY.
Megawari meresmikan waduk tersebut didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeldjono, Menteri UMKM, dan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, putri Sang Proklamator RI itu menandatangani prasasti peresmian.
Kritik dan olok-olok terhadap Megawati umumnya karena Megawati tidak pantas meresmikan waduk lantaran sudah tidak lagi menjadi pejabat negara. “Hebatnya” , kritikan itu tidak hanya berlangsung selama sehari, tetapi hingga dua hari (Minggu dan Senin). Bahkan, hingga Selasa dini hari (15/12/2015) para netizen masih melancarkan kritikannya di media sosial Facebook.
Pada Senin (14/12), sastrawan yang juga jurnalis Jawa Timur, Riadi Ngasiran menulis di akun Facebooknya dengan judul berhuruf besar semua “INDAHNYA NEGERIKU, & PERILAKU PEMIMPIN YANG LUCU”. Tulis Riadi: Gus Dur pernah bilang, yang bertanggung jawab atas jatuhnya Gus Dur
sebagai presiden ada dua orang: Amien Rais dan Megawati. Nah, sekarang,
Megawati masih sebagai Ketua Umum PDIP. Ada kelucuan tapi batas-batas
etika politik kenegaraan yang diacak-acak sekaligus. Sebuah proyek waduk
terbesar di Bali, Waduk Titab-Ularan, diresmikan Megawati. Ini proyek
yang dibiayai negara dengan dana APBN. Alasannya, “Saya sampaikan kepada
presiden kalau diizinkan, program pas waktu saya jadi presiden yang
masalah terbengkalai bisa diikutsertakan,” kata Megawati, Minggu, 14
Desember 2015.
Ahai, ini bisa mengalahkan guyonan-guyonan Gus Dur.
Makanya, para pelawak senior lagi minggir…. kalau lucu dengan para
penggede negeri ini.”
Cerpenis Joni Ariadinata menulis: “Bukan presiden, bukan gubernur, bukan bupati, bukan camat, bukan siapa-siapa (hanya ketua partai), kok bisa meresmikan proyek negara yang dibiayai uang rakyat? Ini negeri paling lucu deh, suwer…..”
Namun, ada juga Facebooker yang bisa memaklumi Megawati meresmikan waduk, Misalnya budayawan Sunardian Wirodono. Menurut Sunardian: “Jokowi memang presiden saraf. Mengawali beroperasinya waduk terbesar di Pulau Dewata, yang sudah mangkrak 10 tahun lebih itu, ia meminta Megawati Soekarnoputri (seperti tertera di prasasti) untuk; “Pengisian Awal Waduk Titab, Ularan, dimulai oleh Ibu Megawati Soekarnoputri, Buleleng, Bali, 13 Desember 2015.” Tentu saja bikin gempar. Kok Megawati? Nah, ‘kan petugas partai? Padahal prasasti peresmian bendungan itu, lain lagi bunyinya. Nanti kegemparan akan lebih-lebih lagi (apalagi bagi yang mindset orbais pemuja ceremony), jika SBY, Prabowo, Irman Gusman, Raja Gowa, atau bahkan rakyat jelata di Papua, petani di Temon-Kulonprogo, diminta oleh Jokowi buat meresmikan proyek pembangunan Negara. Kita terus akan sibuk koar-koar mengkritisi Jokowi, dan presiden gila itu tak peduli. Kayak Lucky Luke yang ngilang setelah penjahat tak berdaya dikerubungi sherif. Gone with the wind. Terus mendorong diselesaikannya proyek-proyek pembangunan, yang selama lebih 30-an tahun mangkrak. Kita akan diaduk-aduk kayak di dalam roller-coaster Jokowi. Revolusi mental!”
Sebelumnya, saat peringatan Konferensi Asia Afrika di Bandung, beberapa waktu lalu, Megawati juga menjadi cibiran para netizen karena ikut serta dalam pawai para kepala negara Asia-Afrika. Netizen ketika itu mempertakan apa kapasitas Megawati sehingga bisa ikut pawai bersama pada kepala negara Asia dan Afrika.
Dewira