Zainal Asikin | Teraslampung.com
LAMPUNG TIMUR — Tersangka perampokan, FR (28), warga Desa Gunung Sugih, Jabung Lampung Timur dan rekan wanitanya berinisial RS (28), warga Sukadana, Lampung Timur dibekuk Tim khusus antibandit (Tekab) 308 Polres Lampung Timur di wilayah Tulangbawang, Senin 1 Mei 2018.
Kapolres Lampung Timur AKBP Taufan Dirgantoro mentakakan, tersangka FR kakinya ditembak karena berupaya melawan dan melarikan diri saat akan ditangkap.
“FR dan rekan wanitanya RS tersebut, merupakan pelaku perampokan di rumah pedagang sembako Siti Muzainah (58) di Desa Benteng Sari, Kecamatan Jabung, Lampung Timur, pada Minggu malam 22 April 2018 lalu. Petugas menangkap kedua tersangka, di tempat persembunyiannya di daerah Tulangbawang, Senin kemarin,”katanya, Rabu (2/5/2018).
Selain mengamankan kedua tersangka, kata AKBP Taufan Dirgantoro, petugas menyita barang bukti satu unit mobil Toyota Avanza plat nomor B 1283 CFQ, satu unit ponsel, satu buah buku tabungan dan kartu ATM.
“Saat ini kedua tersangka dan barang bukti yang disita, diamankan di Mapolres Lampung Timur guna pengembangan penyidikan lebih lanjut,”ungkapnya.
Dikatakannya, aksi perampokan di rumah korban, dilakukan tersangka FR dan rekan wanitanya RS bersama dua tersangka lainnya yang saat ini masih buron. Saat melakukan aksinya, para tersangka sempat memukuli kepala korban dengan benda tumpul, hingga korban mengalami luka cukup parah dibagian kepala. Beruntung nyawa korban selamat, setelah dilarikan warga setempat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukadana.
“Untuk identitas kedua tersangka lain sudah diketahui, saat ini kedua tersangka tersebut masih dalam pencarian dan pengejaran petugas,”terangnya.
Diketahui sebelumnya, Aksi kawanan perampok menyatroni rumah seorang pedagang sembako dan pakaian, Siti Muzainah (58) di Desa Betengsari, Jabung, Lampung Timur, pada Minggu 22 April 2018 lalu sekitar pukul 21.00 WIB. Aksi perampokan tersebut, diduga dilakukan karyawan perempuannya sendiri bernama Sela bersama suaminya dan kedua rekannya.
Akibat kejadian perampokan tersebut, korban mengalami luka cukup parah dibagian kepala akibat dipukul dengan linggis oleh pelaku. Selain itu juga, para pelaku menggasak beberapa barang milik korban, dua unit ponsel, buku tabungan dan ATM.
Menurut keterangan menantu korban, Ryan, bahwa perampokan yang terjadi di rumah mertuanya itu, bermula saat Sela bersama suaminya datang ke rumah korban dengan alasan hendak meminta tanaman bunga untuk anak perempuannya. Karena selama ini Sela bekerja di toko ibunya, sehingga ibunya tidak menaruh curiga dan berpikir kalau kedatangan Sela sudah berniat akan berbuat jahat. Dengan senang hati, Ibu mempersilahkan Sela bersama suaminya dan rekannya itu untuk masuk ke dalam rumahnya.
‘Sehari-hari Sela membantu ibu mertuanya berdagang di toko, Sela tinggal di Desa tetangga yakni di Umbul Saim. Karena sudah dianggap seperti anak sendiri, kedatangan Sela bersama suami dan rekannya justru di jamu sama ibu dengan memberikan makanan dan minum,”kata Ryan.
Pada saat ibunya hendak ke belekang, kata Ryan, salah seorang dari mereka langsung memukuli kepala ibunya dengan benda tumpul hingga berkali-kali. Seketika itu, ibunya langsung roboh dan nyaris sekarat. Saat dipukul pertama, ibu mendegar ada suara perempuan yang bilang “Pukul aja terus”.
Lalu ibu pura-pura mati, salah satu dari mereka sempat memegang denyut nadi ibunya dan pelaku mengira kalau ibu sudah tewas, sehingga berhenti memukulinya. Saat itu, Ibu juga sempat dengar suara Sela yang bilang “Maafin saya ya Bu, saya cuma disuruh”.
“Mungkin karena panik dan takut ketahuan warga, para pelaku mengira kalau korban sudah tidak bernyawa lagi. Para pelaku langsung kabur dengan membawa dua unit ponsel, buku tabungan dan dua kartu ATM yang berisi uang tunai Rp 2 juta,”ucapnya.
Begitu para pelaku tersebut kabur dengan menggunakan mobil Toyota avanza warna putih, lalu ibu terbangun dan segera meminta pertolongan warga sekitar sembari berteriak “Rampok”. Saat itu juga warga langsung berdatangan, melihat kondisi kepala ibu terluka cukup parah warga membawa ibu ke RSUD Sukadana.
“Kami menduga, aksi perampokan yang dilakukan para pelaku karena mengincar ATM milik ibunya karena mengira ibu sudah dapat arisan sebesar Rp 20 juta. Padahal arisan itu belum didapat, pelaku Sela memang mengetahui PIN ATM itu, karena selama ini Sela sering diminta ibu untuk transfer uang melalui ATM tersebut,”ungkapnya.