Batusangkar, Teraslampung.com – Dua santriwati Madrasah Aliyah Kulliyyatul Mu’allimaat el-Islamiyyah (MA-KMI) Perguruan Diniyyah Puteri Padangpanjang, Sumatera Barat, berhasil meraih juara Cipta Cerpen tingkat SMP/SMA se-Kabupaten Tanahdatar dan Kota Padangpanjang.
Kedua santriwati itu adalah Ainul Mardhiyah (Juara 1), dan Naila Husnaini (Juara 2). Sementara Juara 3 berhasil diraih Farid Husein, dan Juara Harapan 1 Vera Yuliana. Keduanya berasal dari SMA Muhammadiyah Batusangkar.
Hadiah berupa uang tunai, bingkisan dan piagam penghargaan diserahkan Ketua Umum Indo Jalito Peduli Hj. Astri Asgani, Rabu (3/6), malam, di Gedung Indo Jalito, Batusangkar. Indo Jalito Peduli merupakan sponsor utama lomba yang diadakan Yayasan Annur Abdul Rahman Batipuh itu.
Bupati Tanah Datar, Ir. M. Shadiq Pasadigoe, S.H., mengucapkan selamat kepada para pemenang. Diharapkan dari lomba itu akan lahir generasi penulis baru dari Luhak Nan Tuo (Tanahdatar) dan Kota Serambi Mekah (Padangpanjang).
Ketua Yayasan Annur Abdul Rahman Batipuh, Mustafa Akmal Dt. Sidi Ali, S.H., M.H., menyampaikan terima kasih kepada Indo Jalito Peduli yang mensponsori kegiatan itu. Direncanakan, setelah Hari Raya Idul Fitri, akan diadakan workshop cerpen untuk 35 siswa terpilih perwakilan SMA sederajat di Tanahdatar dan Padangpanjang.
Lomba Cipta Cerpen yang diselenggarakan Yayasan Annur Abdul Rahman Batipuh turut didukung Dinas Pendidikan Tanahdatar dan diikuti puluhan siswa perwakilan sekolah di Tanahdatar dan Padangpanjang. Cerpen mengusung tema kearifan lokal, adat dan budaya, di Tanahdatar dan Padangpanjang.
Dewan juri adalah Muhammad Subhan (Penulis & Pegiat FAM Indonesia), Irzen Hawer (Novelis) dan Ilham Mustafa (Penulis/Jurnalis).
Salah seorang juri yang juga Pegiat Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia, Muhammad Subhan, mengatakan, banyak bakat-bakat terpendam yang dimiliki siswa namun kurang terwadahi. Kepedulian berbagai pihak, khususnya lewat lembaga-lembaga nonsekolah, membantu para siswa itu mengapungkan bakat mereka.
“Nyatanya, banyak naskah cerpen bagus yang ditulis siswa, dan jika disunting kembali layak dibukukan,” tambah Muhammad Subhan.