Jejak  

Dulu Texas Menyeramkan, Sekarang Aman

Bagikan/Suka/Tweet:

Isbedy Stiawan ZS/Teraslampung.com

Sudut Texas (radarlampung/google)

Bandarlampung–Daerah ini seperti dipagar oleh gudang, bangunan tua, dan rongsokan besi. Sepanjang jalan—juga di ambang kampung—berjejer penjual besi tua. Riuh dari mesin pemotong besi seakan musik amat karib di sini.

Inilah kampung yang terkenal dengan istilah Texas. Kampung Texas bertetangga dengan Toblok, keberadaannya tidak jauh dari pusat pelelangan ikan di Telukbetung: Gudang Lelang. Dekat dari Texas ini pun ada Gudang Agen, sebuah pelabuhan kecil pada masa silam menjadi pusat ekspedisi kebutuhan sehari-hari dari Kota Agung dan sebagainya, atau sebaliknya.

Menyebut Texas, ingatan tentu pada sebuah negara bagian Amerika Serikat, terkenal dengan penduduknya yang padat dan menyeramkan. Terletak di Amerika Utara, menurut Wikipedia, Texas adalah negara bagian terbesar kedua di Amerika Serikat berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah, dan negara bagian terbesar di daratan utama Amerika Serikat.

Texas memiliki julukan “Lone Star State” untuk menandai Texas sebagai republik yang merdeka dan bukti perjuangan negara bagian ini untuk mencapai kemerdekaan dari Meksiko. “Lone Star” hingga saat ini masih dapat dilihat pada bendera dan lambang Texas sebagai penanda kemerdekaan Texas dari Meksiko.

Nama Texas, di dalam bahasa Caddo adalah tejas, yang berarti “teman” atau “sekutu”. Sudah diterapkan oleh penjelajah Spanyol kepada bangsa Caddo dan kawasan permukiman mereka di Texas Timur.

Texas, Amerika Utara, ini juga dijuluki “Tanah para Koboi” dan banyak digambarkan dalam film-film Hollywood. Istilah koboi adalah julukan kepada para penggembala peternakan di Amerika Utara.

Sebagaimana dalam film-film Hollywood, pertikaian selalua disertai dengan tembak-menembak. Adu tembak hal biasa dalam dunia koboi.

Itulah gambaran tentang Texas, negara bagian terbesar di Amerika Serikat. Sebuah negara bagian yang merdeka dan lepas dari Meksiko.

Ternyata tak hanya di Jakarta ada daerah yang disebut kawasan Texas, di Bandarlampung juga ada. Kampung Texas, kini masuk Kelurahan Pesawahan, Telukbetung, ini dulunya memang terkenal amat menyeramkan.

Selain julukan Texas, kampung eks Stasiun Kereta Api ini juga dikenal dengan sebutan Bronx yaitu sebuah kawasan yang diibaratkan zona tak bertuan.

Texas sejak 1970-an sudah mengekal bagi kampung ini. Sebelum menjadi perkampungan seperti sekarang, dan diakui bagian dari Kelurahan Pesawahan Telukbrung Utara, daerah ini memang benar-benar tak bertuan.

Bayangkan sebuah stasiun, bayangkan pula setelah stasiun kereta api tak lagi terpakai. Kehidupan gelandangan pastilah mewarnainya. Begitu pula di Texas ini pada masa silam. Penduduk yang datang dari luar kota Bandarlampung—bahkan Jawa dan Sumatera Selatan—bersatu di sini.

Para warga pendatang di sini, pertama-tama membangun rumah dari kardus. Sebagai warga tak memiliki keahlian, tentu saja untuk menutupi kebutuhan hidupnya didapat dari memulung, mengemis, dan perbuatan kriminal dan asusila lainnya.

Pendeknya menyeramkan jika mau digambarkan, kata seorang warga yang rumahnya sangat berdekatan sekali dengan Texas. Segala yang beraroma Texas di Amerika itu ada di sini. Para pendatang terkenal dengan aksi criminal, seperti mencopet atau merampas milik orang.

Di Texas ini pula pada masa itu, praktik prostitusi juga berlangsung. Sampai kini, seperti diakui ketua RT setempat, boleh jadi masih ada. “Hanya tidak separah masa lalu. Paling-paling hanya 1 persen,” kata Mahmud.

Ala Texas adalah tontonan setiap waktu di sini pada era 1970-an. Bahkan, hingga tahun-tahun berikutnya. Polisi terlalu sering memburu penjahat yang masuk ke kawasan ini, lalu—biasanya—hilang ditelan gang-gang sempit antarrumah yang padat di Texas.

Warga Texas sendiri, dengan bangganya menyebut daerah ini sebagai Bronx yang berarti kawasan (zona) tak bertuan. 

Sedangkian Wikipedia menyebut, The Bronx adalah borough paling utara dari lima borough di New York City. Borough ini juga, dengan nama Bronx County, merupakan yang terakhir digabung ke negara bagian New York dari 62 county. Terletak di utara Manhattan dan Queens, dan selatan Westchester County, the Bronx merupakan satu-satunya borough yang terletak di daratan Amerika Serikat.

Dulu kalau menyebut Bronx, akan membayangkan hal-hal yang menakutkan karena banyaknya kejahatan yang terjadi. Boleh jadi karena anggapan banyak orang di dunia atas Kota Bronx di Amerika itu hampir sama jika berada di kawasan ini, kampung ini pun kerap dijuluki Bronx.

Tetapi, yang pasti, kawasan ini memang tak bertuan. Pasalnya, tanah yang ditempati penduduk setempat adalah milik PT KA—dulu PJKA—yang smapai kini. Karena itu, di beberapa titik ada plang bertuliskan “Tanah ini Milik PT KA” yang berarti suatu ketika akan diambilalih lagi.

Memasuki Kampung Texas, Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Telukbetung Utara, Bandarlampung ini pada 2013, karena tugas peliputan tentang sejarah penebutan Texas. Meski tugas jurnalis, saya tetap tak berani masuk tanpa “kawalan” sebagai pengamanan diri.

Kebetulan saya kenal dengan seorang polisi. Ia tahu benar kawasan ini. Untuk “membuka” saya masuk, ia “menitipkan” nama saya dengan seseorang yang dikenal preman. Saya pun aman mengubek-ubek Texas, sebab warga setempat telah “mengantongi” nama saya.

Kampung Texas memang padat penduduk. Rumah-rumah di sini sangat rapat, namun banyak gang (persisnya disebut lorong) yang di atasnya dipasang seng atau asbes, atau terpal plastik. Kesan gelap dan pengab sudah pasti.

Gang-gang yang berliku, membuat orang luar akan sulit mencari jalan pulang. Beberapa rumah penduduk berlantai dua, namun terbuat dari papan. Jemuaran pakaian bergelantungan di lantai dua. Warna-warni dan beragam.

Menurut penuturan warga setempat, nama Texas menjadi julukan kawasan ini karena mengacu pada negara bagian Amerika Serikat. Sebab, di sini pada masa-masa dulu kerap terjadi keributan, tawuran, kejahatan, dan prostitusi.

Setiap ada tindakan kriminal, polisi mencari ke sini. Atau penjahatnya lari ke daerah ini begitu dikejar petugas keamanan. Suara letusan pistol menjadi santapan tiap hari.

Daerah ini juga dulunya penuh dengan rumah-rumah kardus. Ketika pemerintah kota merazia untuk mengosongkan kampung in, hanya sesaat sepi. Tapi, keesokan hari, justru rumah-rumah liliput dibangun lagi. Kali ini dibuat dari bekas pintu mobil.

Sejak itu tak ada lagi pengusiran. Bahkan, kampung eks Stasiun Kereta Api Telukbetung ini, menjadi pemukiman. Rumah-rumah berdiri sangat rapat. Ada yang berdinding tembok, dan banyak pula hanya berlapis papan dan triplek.

Texas tak pernah sepi. Anak-anak bermain dan berlarian. Para ibu bergerombol di depan rumah, entah apa yang diobrolkan. Pakaian para ibu terkesan seksi, bersepan di atas lutus. Hal sama juga bagi perempuan remaja.

Suasana Texas dan zona tak bertuan, sampai kini pun seakan masih terasa di sini. Hanya saja, sekarang Texas tidak lagi seram. Bahkan cenderung kondusif.

Tidak percaya? Kunjungilah Kampung Texas di Telukbetung Utara. Tidak tahu kampungnya? Setiba di Gudang Lelang atau Gudang Agen, tanya pada warga yang ada: di mana Texas? Dijamin akan diberi tahu.

Kalau tak ingin ragu, datangi Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Telukbetung Utara. Pegawai kelurahan akan menunjuk di mana Texas, boleh jadi akan diantar. Soalnya tak jauh dari kantor Kelurahan Pesawahan.