Feaby|Teraslampung.com
Kotabumi–Lantaran tertangkap tangan mengedarkan uang palsu, Rohman Pelani (31), warga Desa Sabuk Indah, Abung Kunang, Lampung Utara terpaksa meringkuk di jeruji besi Polres Lampung Utara. Tersangka ditangkap di pasar malam Bukit Kemuning, Selasa (1/11/2016) sekitar pukul 22.00 WIB.
“Tersangka ditangkap saat mengedarkan uang palsu pecahan Rp100 ribu di pasar malam Bukit Kemuning, Selasa malam,” kata Kasat Reskrim Polres Lampung Utara, AKP Supriyanto Husin, Rabu (2/1/2016).
Saat beraksi, menurut AKP Supriyanto, tersangka ditemani oleh S, rekannya yang kini buron. Tersangka dan S diduga sengaja memilih area pasar malam sebagai sasaran empuk untuk mengedarkan uang palsu mereka. Terungkapnya aksi keduanya ini berawal dari kecurigaan penjaga loket salah satu wahana hiburan. Penjaga loket curiga dengan uang yang digunakan tersangka saat membeli tiket masuk.
“Penjaga loket curiga dengan uang tersangka yang tak seperti uang pada umumnya. Tersangka pun langsung diamankan. Rekan tersangka berhasil melarikan diri saat akan diamankan,” katanya.
Dari tangan tersangka, disita tujuh lembar uang pecahan Rp100 ribu. Jika tak diperhatikan dengan teliti, sepintas uang yang diedarkan tersangka memang mirip asli dengan uang asli. Perbedaannya hanya terdapat pada jenis kertas dan warnanya yang cukup mencolok.
“Sepintas uangnya sangat mirip dengan asli. Total ada 7 lembar uang palsu dengan pecahan Rp100 yang diamankan dari tersangka,” tutur dia.
Di lain pihak, tersangka Rohman mengatakan, ia dan rekannya masing – masing membawa uang palsu untuk diedarkan di pasar malam. Dirinya membawa lima lembar Rp100 ribu, sedangkan S membawa 12 lembar uang Rp100 ribu palsu. Sebelum ditangkap, dirinya telah berhasil membelanjakan uang palsu itu sebanyak tiga lembar.
“Waktu membeli tiket masuk ke wahana hiburan yang keempat itulah aksi kami ketahuan oleh penjaga loket dan ditangkap,” katanya.
Rohman menceritakan, uang palsu itu didapatnya dengan cara membeli dari seseorang yang berinisial H. Untuk 20 lembar uang Rp100 ribu palsu, dirinya hanya merogoh kocek Rp500 ribu. Harga ini jauh lebih murah dari yang harus dikeluarkannya beberapa waktu sebelumnya. Saat itu, dirinya membeli 20 lembar uang Rp100 ribu seharga Rp800 ribu.
“Saat itu, uangnya saya belanjakan di warung – warung kecil di daerah Bandar Jaya Lampung Tengah. Semuanya saya lakukan pada malam hari,” terang dia.