Fery Membunuh Kawannya dengan Pisau Milik Penjual Nasi Goreng

Bagikan/Suka/Tweet:

Zainal Asikin|teraslampung.com

BANDARLAMPUNG — Kapolresta Bandarlampung Kombes Pol Hari Nugroho mengatakan, kejadian penusukan hingga akhirnya korban Apriyadi meninggal dunia berawal dari adanya permasalahan antara tersangka Fery dan korban Apriyadi.

“Sebelum terjadi penusukan, korban Apriyadi ini sudah merencanakan akan menganiaya Fery. Harinya sudah ditentukan korban, yakni Jumat malam. Nahasnya, akhirnya korban malah justru meregang nyawa,”kata Hari, Senin (26/9/2016).

Menurut Kapolresta, malam itu (23/9/2016) korban Apriyadi mengajak tersangka Fery untuk nongkrong di Lapangan Merah, Enggal. sembari menunggu teman-temannya datang, Apriyadi dan Fery minum-minuman keras.

Namun setelah ditunggu beberapa lama, kata Hari, teman-temannya tidak juga datang. Lalu tersangka Fery berpamitan pulang. Namuun,  Apriyadi menahan Fery agar tidak pulang dulu. Apriyadi diminta tidak buru-buru pulang sampai teman-temannya datang.

“Pada saat itulah, cek-cok mulut dan keributan antara korban Apriyadi dan tersangka Fery terjadi,”ujarnya.

Fery melihat Apriyadi mencabut sesuatu dari pinggangnya, lalu Fery berlari dan pergi menuju ke arah pedagang nasi goreng yang lokasinya tidak jauh dari mereka berdua cek-cok. Fery pun kemudian mengambil pisau milik penjual nasi goreng, lalu  menghampiri Apriyadi. Tanpa ba-bi-bu lagi, , Fery langsung menusuk Apriyadi dengan pisau tersebut.

“Tusukan pisau itu, tepat mengenai dada kiri korban. Melihat Apriyadi tersungkur di tanah bersimbah darah, Fery langsung kabur melarikan diri meninggalkan korban,”jelasnya.

Pada saat kejadian, korban sempat ditolong oleh warga sekitar dengan membawanya ke Rumah Sakit Bumi Waras (RSBW). Namun, setibanya di RSBW Apriyadi mengembuskan napas terakhir.