TERASLAMPUNG.COM — Tim nasional Indonesia tidak mampu berbuat banyak saat berlaga di leg pertama Final Piala AFF 2020 di National Stadium, Singapura, Rabu malam (29/12/2021). Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mengungkapkan sedikitnya ada tiga penyebab utama Indonesia kalah telak 0-4 pada laga tersebut.
Menurutnya, meskipun Indonesia sukses meraih tiket final, tetapi sebagian besar pemain Indonesia tidak memiliki pengalaman berlaga di even internasional dengan tekanan mental yang begitu berat seperti laga final Piala AFF. Hal itu karena para pemain Indonesia sebagian besar adalah pemain muda, dengan rata-rata usia di bawah 25 tahun.
Ini berbeda dengan timnas Thailand yang rata-rata usianya 27 tahun lebih dan memiliki pengalaman bertanding di even besar.
Pada laga tersebut, Thailand berhasil melesakkan bola empat kali ke gawang Indonesia. Gol-gol Thailand dicetak oleh Chanathip Songkrasin (2 gol), Supachok Sarachat, dan Bordin Phala.
Gol pertama Thailand yang terjadi pada menit kelima, membuat para pemain menjadi tertekan. Beberapa peluang mencetak gol hilang begitu saja. Itulah yang menjadi alasan kedua kenapa Indonesia terus ditekan Thailand sehingga berakhir dengan kekalahan telak.
Tentang kalah di sektor pengalaman ini, diakui Shin Tae-yong. “Kami menyiapkan tim dengan baik hingga ke final. Tapi, bagaimana pun ada banyak pemain yang memainkan final pertamanya pada laga ini,” katanya.
“Kami kebobolan gol yang sangat cepat, begitu babak pertama baru dimulai langsung gol. Situasi itulah yang lantas mempersulit kami sendiri,” kata Shin Tae-yong.
Penyebab ketiga, menurut Shin Tae-yong, para pemain Indonesia gagal memanfaatkan peluang yang sebenarnya sudah didapatkan untuk mencetak gol. Pada menit ke-41, misalnya, ada peluang emas yang didapat Alfeandra Dewangga. Tapi, momen ini gagal menjadi gol.
“Peluang Dewangga kami tidak bisa cetak gol dari momen itu sehingga kami sulit untuk bangkit,” tegasnya.
Selain peluang yang didapat Dewangga, praktis Indonesia lebih banyak berada dalam tekanan Thailand pada babak pertama. Lalu, pada babak kedua, saat tekanan Thailand mengendur, Indonesia sudah kehilangan ritme permainan dan fokus. Padahal, fokus itulah yang menjadi perhatian para pemain Thailand.
Sebelum pertandingan, gelandang timnas Thailand, Sarach Yooyen, menyebut konsentrasi tinggi sebagai kunci untuk memenangkan laga tersebut. Yooyen menyatakan, timnya tidak akan meremehkan Timnas Indonesia yang awalnya tak difavoritkan untuk melaju ke final. Menurut dia, laga kontra Timnas Indonesia tak akan mudah. Yooven ternyata benar. Indonesia pun ‘dibantai’ dengan sangat mudah dengan skor telak 4-0.
Kemenangan telak yang didapatkan Thailand menjadikan perjuangan timnas Indonesia untuk meraih Piala AFF untuk kali pertama menjadi makin susah. Sebab, untuk menjadi juara Indonesia minimal harus menang dengan selisih 5 gol pada leg kedua yang akan digelar pada 1 Januari 2022 mendatang.