YOGYA, Teraslampung.com — Gamolan Pekhing atawa Cetik diusung dalam Seminar Seni dan Workshop Musik Nusantara dalam rangkaian Festival Musik Nusantara Mahasiswa Etnomusikologi se- Indonesia di Institut SeniIndonesa (ISI) Yogyakarta di DIY, Senin (7/12) lalu.
Tampil sebagai pembicara sekaligus pemateri workshop I Wayan Sumerta Dana Arta, S.Sn, M,Si seniman yang juga penulis buku Gamolan Pekhing, Musik Bambu dari Sekala Brak.
Kegiatan yang diikuti utusan mahasiswa ISI se- Indonesia, dosen ISI Yogyakarta, sanggar- sanggar seni dari DIY dan sekitarnya mendapat sambutan yang antusias. Khususnya para peserta mahasiswa etnomusikologi menganggap materi tentang musik gamolan pekhing ini sesuatu yang baru dan unik.
Menurut Wayan ada hal yang menarik dan membanggakan, karena dalam workshop tersebut, Raihan dari UNPAD yang mendalami musik di Australia tertarik dengan buku gamolan pekhing dan akan dijadikan kajiannya. “Ternyata Lampung memiliki kesenian yang unik dan bernilai tinggi,” kmentar Raihan.
Seperti yang dipaparkan I Wayan Sumerta Dana Arta alias Wayan Moccoh, music gamolan pekhing ini diharapkan akan bisa memberikan warna baru dalam perkembangan khasanah musik tradisional di Nusantara. “ Untuk itulah gamolan pekhing perlu dilestarikan, dipromosikan dan ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi seni,” tandas Moccoh.
Lebih lanjut, dikatakannya, kegiatan seminar dan workshop ini sekaligus sebagai soft lounching dan peluncuran program musik gamolan pekhing akan jadi salah satu musik nusantara yang masuk dalam pembelajaran mulai kurikulum semester genap di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Ketua Jurusan Etnomusikologi Drs Haryanto, M.Ed menyambut baik kehadiran musik gamolan pekhing sebagai salah satu mata kuliah di kampus ISI Yogyakarta.
Sebelumnya, di penggal akhir Nopember 2015, Wayan Moccoh juga memberikan materi dalam workshop musik gamolan pekhing di Gedung Studio F, ISI Surakarta.
Kegiatan workshop yang juga merupakan soft lounching pemberlakukan pembelajaran musik gamolan pekhing dalam semester genap mendatang di ISI Surakarta ini diikuti tak kurang diikuti 50 mahasiswa Etnomusikologi dan dosen-dosen ISI. Ketua Jurusan Etnomusikologi dan Seni Pertunjukan Sigit Astono, S.Kar.M.Hum menyambut baik kehadiran musik gamolan pekhing dalam kurikulum ISI Surakarta.
“Saya menyarankan kepada pemerintah Provinsi Lampung, ke depan bisa menggelar festival cetik atau gamolan pekhing Nusantara. Pesertanya diharapkan dari sekolah atau perguruan tinggi seni seprti ISI dan ISBi se-Indonesia,” ujar Sigit.
Wayan Moccoh bertekad dengan dukungan pemerintah provinsi Lampung akan terus berupaya memasyarakatkan gamolan pekhing ke berbagai perguruan tinggi seni lainnya seperti; Ke ISBI Bandung, STKW Surabaya, ISBI Kaltim, ISI Padangpanjang dan sekolah tinggi seni lainnya yang ada di Indonesia.
“Ini selain merupakan upaya pelestarian, promosi seni yang bisa dikembangkan hingga mancanegara, juga member peluang kepada mahasiswa-mahasiswa Lampung asal ISi menjadi dosen atau pengajar,” ungkap Moccoh. (*)