Gawi Agung Ramik Ragom, Cara Pemkot Bandarlampung Lestarikan Budaya Lampung

Walikota Herman HN dalam acara budaya Lampung, Gawi Agung Ramik Ragom.
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Pemkot Bandarlampung menggelar Gawi Agung Ramik Ragom, Minggu (25/9/2016) di sekitar Tugu Adipura Kota Bandarlampung. Acara budaya Lampung dihadiri Walikota Bandarkampung Herman HN, Wakil Walikota Bandarlampung Yusuf Kohar, Kapolda Lampung Brigjen Ike Edwin, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bandar Lampung, para penyimbang adat, dan masyarakat umum

Ini kali kedua acara bernuasa budaya Lampung digelar di jantung Kota Bandarlampung. Sebelumnya Pemkot Bandarlampung juga menggelar pentas musik gitar tunggal yang disambut antusias warga dan wisatawan.

Dalam acara Gawi Agung Ramik Ragom kali ini pun juga terlihat sejumlah wisatawan asing hadir. Antara lain dari  Australia, Afrika, Malaysia, Vietnam, dan Madagaskar.

Aneka prosesi adat Lampung digelar pada perhelatan ini. Antara lain warna-warni Tunggul, Pencak, Payung Adat, Awan Gumisir, Awan Telapah, Rata Burung Garuda Jempana berhias manik-manik yang memesona.

Ketua panitia penyelenggara, Sudirman Salihu, mengatakan suasana budaya ini merupakan Rag-Ragan (Arak-Arakan) Balak yang menjadi ciri khas masyarakat Lampung dalam kegiatan adat menuju Sessat.

“Meski kita hidup di era modern, menampilkan keluhuran adat budaya kita sendiri juga layak dilakukan. Dari sini kita bisa mengambil hikmah dan kebijaksanaan,” kata dia.

Walikota Bandarlmpung, Herman HN, mengatakan begawi adat Lampung merupakan kekayaan budaya yang harus dilestarikan. Menurut Herman, kini bukan saatnya lagi memperdebatkan atau mempertentangkan perbedaan dua arus utama dalam adat Lampung yakni Pepadun dan Sai Batin.

“Begawi ini mempersatukan dua adat Lampung, yaitu adat  Pepadun dan Sai Batin. Semua bergabung menjadi satu. Dan sesuai adat untuk menyambut tamu agung sudah kewajibannya untuk memotong 7 kerbau,” katanya.

Herman mengatakan Pemkot Bandarlampung ke depan akan makin sering menggelar kegiatan bernuansa adat Lampung. Selain untuk melestarikan adat Lampung, juta untuk menarik minat wisatawan datang ke Lampung.

“Mudah-mudahan ke depannya bisa kita jadikan agenda rutin di Kota Bandar Lampung selain untuk wisata juag untuk membuat budaya Lampung menjadi lebih menasional lagi,” katanya.