Gebyar Peternakan Ajang Pamer Sapi Berkualitas

Bagikan/Suka/Tweet:

Iwan J Sastra/Teraslampung.com

 Wakil Gubernur Lampung H. Bachtiar Basrie bersama Pj. Bupati Lampung Selatan H. Kherlani, SE, MM meninjau Pembibitan Sapi Peranakan Ongole (PO) di Desa Purwodadi Dalam Kecamatan Tanjung Sari, Lampung Selatan, Selasa (20/10).

LAMPUNG SELATAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan (Lamsel) melalui Dinas Peternakan kabupaten setempat, menggelar acara “Gerbyar Peternakan” Tahun 2015 di Lapangan Kecamatan Tanjung Sari, Lampung Selatan, Selasa (20/10).

Acara yang dihelat di area sentral pusat pengembangbiakan sapi peranakan ongole (PO) itu, dihadiri oleh Wakil Gubernur Lampung Bahtiar Basri mewakili Gubernur M. Ridho Ficardo, Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian RI Ali Rahman, Pj. Bupati Lamsel Hi. Kherlani SE., MM, serta Kepala Dinas peternakan dari 10 Provinsi di Indonesia yakni Provinsi Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Yogyakarta.

Selain itu, turut hadir pula para pegawai dinas peternakan dari Kabupaten Aceh Jaya, Sumenep, Klungkung, Siak, Pasaman Barat, Lampung Tengah, Kebumen, Barito Kuala, Barru, Lombok Tengah dan Kabupaten Gunung Kidul, serta tim peternakan pusat.

Pantauan Teraslampung.com, dalam acara tersebut Wakil Gubernur Lampung Bahtiar Basri bersama para tamu undangan, melakukan peninjauan ke lokasi pengembangbiakan sapi PO yang berada di Dusun Alam Raya, Desa Purwodadi, Tanjung Sari.

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Peternakan Lamsel Ir.Cecep Khaerudin mengatakan, saat ini kabupaten Lampung Selatan merupakan kabupaten yang memiliki ternak sapi terbanyak di Provinsi Lampung. Menurutnya, Lampung Selatan menjadi salah satu daerah yang memiliki lumbung daging sapi ber-skala Nasional.

“Hewan sapi yang ada di kabupaten ini (Lamsel, red) rata-rata berjenis sapi PO. Oleh karena itu, Lampung Selatan ditetapkan oleh pemerintah provinsi dan pusat sebagai daerah lumbung sapi, sesuai dengan keputusan menteri (Kepmen) Peternakan RI,” ujar Cecep Khairuddin.

Cecep menuturkan, dinas peternakan Lampung Selatan akan terus berupaya mensukseskan program pengembangbiakan ternak sapi di kabupaten serambi pulau sumatera ini, demi mencukupi kebutuhan daging sapi di Provinsi Lampung maupun di tingkat Nasional.

“Untuk mencapai itu semua, kami tentunya akan terus berupaya melakukan pembinaan kepada para peternak dan kelompok-kelompok ternak sapi, serta melengkapi berbagai sarana dan prasarana penunjang program peternakan di wilayah ini (Lamsel, red),” tuturnya.

“Dalam acara gebyar peternakan kali ini kami menampilkan ternak sapi sebanyak 400 ekor hasil peternakan dari para peternak yang ada di Kecamatan Tanjung Sari. Selain itu juga, menyediakan berbagai pasilitas sarana dan prasarana pendukung peternakan mulai dari mobil kesehatan hewan (keswan) keliling, pelayanan keswan, serta pasar hewan inseminasi (kawin suntik, red) sapi dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Sementara itu Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian RI, Ali Rahman menyampaikan, melalui event gebyar peternakan ini, diharapkan dapat menjadi ajang penampilan hewan ternak yang berkualitas.

Selain itu juga, lanjutnya, bisa memberikan wawasan ilmu  pengetahuan tentang cara beternak  sapi yang baik dan benar, kepada para peternak sapi di Lampung Selatan.

“Event ini (gebyar peternakan, red) menjadi ajang bagi peternak untuk menampilkan sapi berkualitas yang dimiliki. Selain itu juga, sebagai pemberi semangat para peternak sapi untuk menambah inovasi serta wawasan dalam beternak sapi yang baik dan benar,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama Penjabat (Pj) Bupati Lamsel H. Kherlani mengatakan, berdasarkan data sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2014, populasi sapi potong di wilayah Kabupaten Lamsel mencapai sebanyak 110.214 ekor. Dari jumlah tersebut, sebanyak 85.967 ekor merupakan sapi jenis PO.

Dijelaskannya, sapi jenis PO sudah terbiasa dibudidayakan oleh para peternak di Lamsel dan sangat cocok untuk dikembangkan sebagai usaha ekonomi produktif pedesaan atau usaha berbasis ekonomi kerakyatan.

“Oleh karena itu, sapi PO kami angkat sebagai komoditas unggul lokal dan programnya telah dicanangkan sejak tanggal 25 Januari 2011 lalu,” katanya.