Zainal Asikin|Teraslampung.com
BANDARLAMPUNG — Wagino (58) gembong perampok sadistis yang beroperasi di beberapa provinsi, tewas ditembus peluru panas anggota Resmob Polda Lampung, Sabtu (7/1/2016) sekitar pukul 14.00 WIB.
Polisi menembak warga 16 A, Metro Barat Kota Metro itu saat dilakukan penggrebekan di daerah Jati Agung, Lampung Selatan.
Direktur Reserse Polda Lampung, Kombes Pol Heri Sumarji, mengatakan saat akan ditangkap dan tahu dirinya dikepung anggota Resmob Polda Lampung, Wagino melawan dan langsung melepaskan tembakan dengan membabi buta ke arah para petugas.
Karena ada perlawanan aktif dan membahayakan nyawa petugas, kata Heri, saat itu juga petugas yang melakukan penggrebekan langsung mengambil tindakan tegas dengan membalas tembakan ke arah Wagino.
“Tubuh Wagino, ditembus peluru panas polisi dan Wagino tewas saat dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda,”ujarnya, Minggu (8/1/2017).
Dalam penggerebekan tersebut, polisi menyita beberapa barang bukti yang digunakan tersangka Wagino setiap melakukan aksi perampokan. Barang bukti yang disita, dua pucuk senjata api rakitan, 32 butir peluru kaliber 9 mm, 27 butir peluru kaliber 38, enam butir peluru 5,56 mm, satu bilah kapak, golok, pisau dan dua gulung tali tambang.
“Barang bukti lainnya yang disita antara lain empat buah STNK motor, satu buah BPKB mobi, tiga plat nomor kendaraan mobi dan lima unit telepon genggam,”ungkapnya.
Heri Sumarji mengutarakan, Wagino inamanya memang sudah tidak asing lagi dikalangan kepolisian.
Tersangka Wagino sudah menjadi target operasi (TO) polisi, karena sudah puluhan kali menjadi otak pencurian di beberapa daerah. Diantaranya adalah, daerah Pekalongan, Batanghari Nuban, Lampung Timur dan Tegineneng, Pesawaran.
“Saat beraksi, tersangka Wagino dan komplotannya melakukan aksinya di wilayah kepolisian yang menyatakan akan menangkap tersangka Wagino,”ungkapnya.
Dikatakannya, tidak hanya Wagino saja yang menjadi perburuan kepolisian, bahkan anak kedua Wagino bernama Yulida Arifin alias Ngatijan juga pernah menjadi buruan polisi karena terlibat berbagai aksi kriminalitas.
Berdasarkan catatan kepolisian, Arifin alias Ngatijan sudah 30-an kali melakukan perampokan di wilayah hukum Polda Lampung, Metro Jaya, Jawa Barat, Banten dan di daerah Bengkulu.
Kelompok Arifin alias Ngatijan, kata Heri, terakhir kali beraksi merampok di daerah Pringsewu pada 2008 silam. Dari aksinya tersebut, mengakibatkan Kepala Pos Polisi (Kapospol) Adiluwih, Aiptu M Rizali Siregar meninggal dunia.
“Pada awal 2009 lalu, anggota Resmob Polda Lampung akhirnya menembak mati Arifin alias Ngatijan pada saat penggrebekan,”terangnya.
Menurutnya, tidak hanya Arifin alias Ngatijan saja yang terlibat aksi kejahatan, anak Wagini lainnya juga bernama Sulis tewas ditembus peluru panas polisi saat penggrebekan yang dilakukan anggota Resmob Polda Lampung dan Polda Metro Jaya.
“Sulis Disersi anggota TNI Jawa Barat, tersangka terlibat aksi kejahatan lintas provinsi,”pungkasnya.