Gempa Pangandaran: 16 Rumah di Ciamis Rusak, Getaran Hingga Jateng-Yogya

Rumah warga di Ciamis, Jawa Barat rusak akibat gempa bumi Magnitudo 5,9 di Pangandaran. (Foto: iNews/Acep Muslim)
Bagikan/Suka/Tweet:

TERASLAMPUNG.COM — Gempa bumi dengan magnitudo 5,9 yang mengguncang wilayah Pangandaran, Kabupten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu pagi (25/10/2020) menyebabkan belasan rumah di enam kecamatan, Kabupaten Ciamis rusak dan roboh. Gempa dirasakan hingga wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan Yogyakarta.

Meskipun tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, namun kerugian yang dialami warga lumayan banyak.

Badan Penanggulanngan Bencana Daerah (BPBD) Ciamis merilis  gempa yang terjadi di wilayah Pangandaran mengakibatkan 16 rumah rusak dan sebagian ambruk. Menurut BPBD Ciamis, rumah warga yang rusak itu tersebar di Kecamatan Ciamis, Pamarican, Banjarsari, Lakbok, Purwodadi, dan Tambaksari.

Warga Pamarican, Yono Mustofa mengatakan, rumahnya ambruk akibat guncangan gempa yang berpusat di Pangandaran. “Sebagian dinding dan atap rumah ambruk kena gempa,” kata warga Dusun Kertaharja, Desa Kertahayu, Kabupaten Ciamis, seperti dilansir inews.id, Minggu (25/10/2020).

Reruntuhan tembok dan atap rumah itu menimpa Deden Gustiawan, salah satu anak Yono Mustofa. Deden mengalami luka di kaki saat berusaha menyelematkan diri sambil menggendong anaknya.

“Pas gempa saya ada di dalam rumah. Terus mau keluar sambil gendong anak tapi keburu kena reruntuhan tembok. Anak saya alhamdulillah tidak adap-apa,” katanya.

Gempa yang terjadi Minggu pagi juga membuat warga di wilayah Pangandaran, Ciamis dan Banjar panic. Saat gempa mengguncang, sebagian warga sedang beraktivitas di luar.

“Ya, gempanya kerasa banget. Semua pedagang pada berhenti dulu jualannya,” kata Hani, pedagang kaki lima di Ciamis.

Beberapa menit usai gempa, BMKG merilis  gempa terjadi sekitar pukul 07.56 WIB. Lokasi gempa berada di laut 90 km barat daya Kabupaten Pangandaran, dengan kedalaman 10 km.

Titik gempa 8.22 lintang selatang dan 107.87 bujur timur. “Hati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi,” tulis BMKG

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono,  mengatakan  ada 17 wilayah yang merasakan guncangan akibat gempa teknonik dengan magnitudo 5,6 ini.

Menurutnya, guncangan gempa ini terasa berbeda di masing-masing daerah.

Berikut rincian 17 wilayah tersebut:

Intensitas III-IV MMI: Sukabumi, Tasikmalaya, Pangandaran

Intentitas III MMI: Kuningan, Garut (Jabar), Cilacap (Jateng)

Intensitas II-III MMI: Kabupaten Bandung (Jabar), Kebumen (Jateng), Kutoarjo (Jateng), Banyumas (Jateng), Banjarnegara (Jateng), Kulonprogo, Bantul, Gunung Kidul (Yogyakarta)

Intensitas II-III MMI: Kota Bandung (Jabar), Tegal (Jateng)

Intensitas II MMI artinya gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Intensitas III MMI berarti getaran dirasakan nyata dalam rumah. Getaran yang dirasakan seakan-akan ada truk yang melintas.

Intensitas IV MMI artinya guncangan gempa dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, bisa menyebabkan gerabah pecah, jendela/pintu berderik, dan dinding berbunyi.

Daryono mengatakan, episenter gempa terletak pada koordinat 8,2 LS dan 107,86 BT, atau tepatnya di laut pada jarak 88 km arah Barat Daya Kota Pangandaran pada kedalaman 62 km.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” katanya.